GERAKAN PRAMUKA GUDEP, 02.079 - 02.089 SMPN 31 MKS
SATUKAN PRAMUKA UNTUK SATU INDONESIA
Panduan Pembina Pramuka, Pramuka, Pramuka dan Pramuka
BAB 1
PENGHAYATAN ANGGARAN DASAR PRAMUKA
1. Pendahuluan
a. Faktor yang melatarbelakangi Kepres RI No. 104 Tahun 2004 dan SK Kwarnas No. 086 tahun 2005 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka adalah :
• Jiwa ksatria yang patriotik dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang adil dan makmur dalam material, spiritual dan beradab.
• Kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
• Upaya pendidikan bagi kaum muda dengan sasaran meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan kebutuhan yakni : Negara Kesatuan Republik Indonesia, ideologi dan lingkup nusantara. b. Fungsi Anggaran dan Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam Gerakan Pramuka yakni :
• Landasan hukum dan pengambilan kebijakan gerakan Pramuka
• Petunjuk pelaksanaan
2. Pokok Bahasan
1. Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan, berdasarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
2. Gerakan ini bernama Gerakan Pramuka yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana (Rakyat muda yang berkarya) 3. Tugas pokok gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi generasi muda yakni generasi yang lebih lanjut dapat bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta menciptakan dunia yang lebih baik
3. Sifat gerakan Pramuka
• Gerakan Pramuka adalah nama kepanduan yang ada di Indonesia.
• Organisasi pendidikan yang anggotanya sukarela, tidak melihat pada unsur Suku, Agama dan Ras (SARA) • Ikut membantu masyarakat dengan pendidikan non formal, di luar sekolah dan keluarga.
• Menjamin kemerdekaan tiap anggota untuk beragama dan beribadah sesuai agamanya. 4. Usaha-usaha yang dilakukan Gerakan Pramuka a. Usaha untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka dilakukan dengan berbagai cara, misalnya :
• Budi pekerti lewat pemantapan moral, fisik, pengetahuan dan pengalaman. Dilakukan lewat beberapa hal, yakni : - Penguatan agama, iman dan taqwa - P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) - Menciptakan kerukunan beragama - Kepedulian terhadap alam dan lingkungan
• Memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
• Memupuk perasaan cinta tanah air
• Memupuk persaudaraan nasional dan internasional
• Memupuk percaya diri, inovatif dan kreatif
• Memupuk rasa tanggung jawab dan disiplin
• Memupuk kewiraan dan leadership.
• Membina dan melatih panca indera, daya pikir, keterampilan dan hasta karya.
• Bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah, praktis, dilakukan di alam terbuka dengan tujuan pembentukan mental.
• Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan perkemahan untuk memupuk rasa persaudaraan dan perdamaian.
• Bakti masyarakat dan ekspedisi
• Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi kepemudaan lain.
• Kerjasama dengan instansi dalam pembangunan nasional
• Memasyarakatkan gerakan Pramuka di kalangan kaum muda.
BAB 2 KEPRAMUKAAN (SEJARAH)
1. Pengertian Kepramukaan adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan bagi anak-anak di bawah tanggung jawab orang dewasa, dilaksanakan di alam terbuka, di luar sekolah dan keluarga, dengan menggunakan prinsip dan metode khusus. Kepramukaan juga didefinisikan sebagai : a. Suatu gerakan pendidikan b. Suatu proses c. Aktivitas dinamis, bergerak maju sepanjang hayat. d. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk komunikasi antara pembina dan peserta didik. Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia, Pramuka adalah nama diri anak didik yang dibina dalam gerakan Pramuka sedangkan kepramukaan adalah ilmu dan materi-materi yang diajarkan dalam gerakan Pramuka. Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana (Sri Sultan Hamengkubuwono IX), juga dianggap merupakan perpaduan kata pra yang artinya sebelum, dan muka yang artinya depan (yang terdepan). Diharapkan anggota Pramuka mampu menjadi yang terdepan. 2. Sifat Resolusi kepanduan dunia di Kopenhagen Denmark mengungkapkan bahwa sifat gerakan Pramuka yakni : a. Nasional, yakni sebagai keadaan, kebutuhan dan kepentingan negara. b. Internasional, yakni sebagai salah satu cara menciptakan perdamaian dunia. c. Universal. Maksudnya semua negara di dunia ini menjadi media dalam kegiatan kepanduan. 3. Fungsi • Sebagai sebuah permainan (game) yakni permainan yang digunakan sebagai sarana pendidikan. • Sebagai sebuah pekerjaan, yakni pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab jiwa dari orang dewasa. • Sebagai pencapaian maksud yakni alat untuk membentuk manusia berkualitas tinggi, sebagai pelengkap pendidikan di sekolah dan keluarga. Kegiatan dalam kepramukaan harus : a. Diprogramkan b. Direncanakan c. Dilaksanakan d. Dievaluasi 4. Asal-usul Kata Pramuka dalam bahasa Inggris disebut dengan scout. Berasal dari kata out – scout (di luar) atau scouting (kebanyakan di luar). Awalnya didirikan oleh Lord Robert Stephenson Smith Baden Powell of Gilwell. Salah seorang warga Inggris yang dilahirkan di London pada 22 Februari 1857. Ia melihat saat itu banyak anak muda Inggris yang mengalami kerusakan moral. Karenanya ia berinisiatif untuk mengadakan kegiatan yang dilakukan di luar rumah, sifatnya menarik dan menantang. Beliau akhirnya dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia. Istri Baden Powel bernama Olive Simclair Swames, lahir pada tanggal 22 Februari 1889. Baden Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Kenya, Afrika. Nama gerakan Pramuka mengalami perubahan beberapa kali, yakni : • 1908 – Scout oleh Bapak Pandu Sedunia • 1912 – Padvinder (Belanda) – Nederland Padvinder Organization (NPO) • 1914 – Nederland Indische Padvinder Organization (NIPV) • 1916 – Javasche Padvinder Organization (JPO) oleh Mangkunegara VII • 1918 – Padvinder Moehammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan • 1920 – Hizbul Wathan (HW) • 1928 – Pandu. H. Agus Salim pendiri Syarikat Islam menyebutkan Pandu Anshor (NU), setelah peringatan Sumpah Pemuda dan dikenalnya lagu Indonesia Raya, namanya kembali berubah menjadi Pandu. • 1930 – terjadi Fusi (Penyatuan), mengubah namanya menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KPI) • 1931 – Persatuan Angkatan Pandu Indonesia (PAPI) • 1940 – Perkino • 1943 – Sheinen Sheinondan (saat Jepang menjajah Indonesia) • 1945 – Pandu Rakyat Indonesia • 1951 – Ikatan Pandu Indonesia (Ipindo) • 1954 – Poppindo dan PKPI • 1958 – Seminar Kepanduan • 1960 – Ipindo dan Poppindo serta PKPI melebur adlam Perkindo • 1961 – Gerakan Pramuka, berdasarkan Skep No. 238 tahun 1961. Itulah yang digunakan hingga tahun kini. Penyerahan panji negara pada gerakan Pramuka dilakukan pada 14 Agustus 1961, yang kemudian diperingati sebagai hari lahir Pramuka Indonesia, setelah sebelumnya yakni pada 20 Mei 1961 ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang gerakan Pramuka. Pada tahun 1967, gerakan Pramuka Indonesia terdaftar di Pandu se-Dunia, menyusul pada tahun 1975 Pandu Putri Indonesia. 5. Lima Unsur utama : a. Prinsip Dasar Kepramukaan b. Metode Kepramukaan c. Kode Kehormatan Pramuka d. Motto Gerakan Pramuka e. Kiasan Dasar Gerakan Pramuka BAB 3 PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN 1. Pengertian Prinsip Dasar Kepramukaan adalah taqwa pada Tuhan, peduli bangsa dan tanah air serta alam semesta. 2. Fungsi Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai : a. Norma hidup bagi anggota b. Landasan kode etik c. Pedoman d. Landasan dalam mencapai tujuan 3. Prinsip Dasar Kepramukaan ditumbuhkembangkan melalui penghayatan. Hakikat Pramuka sebenarnya adalah menerima secara sakral. Prinsip Dasar Kepramukaan yakni : a. Iman dan taqwa b. Peduli bangsa dan tanah air, peduli kepada sesama hidup dan juga alam semesta. c. Peduli diri pribadi d. Taat pada kode kehormatan BAB 4 METODE KEPRAMUKAAN 1. Metode adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan semudah mungkin. 2. Kegiatan dalam kepramukaan harus menantang dan menarik, juga menyenangkan. 3. Unsur dalam metode kepramukaan yakni : a. Pengamalan kode kehormatan, melalui : 1) Ibadah sesuai agama masing-masing 2) Suka menolong dan tidak mudah putus asa 3) Menepati janji dan jujur b. Belajar sambil melakukan, dengan cara : 1) Sebanyak mungkin melakukan praktik praktis 2) Lebih banyak melakukan daripada menonton c. Sistem kelompok, bertujuan untuk : 1) Belajar dipimpin dan memimpin 2) Sebagai wadah untuk membangun kerukunan d. Kegiatan menantang dan mengikat 1) Menantang dan menarik minat 2) Kreatif, inovatif dan rekreatif 3) Disesuaikan dengan usia dan jasmani e. Kegiatan di alam terbuka, untuk : 1) Menunjukkan saling ketergantungan antara manusia dan alam 2) Menjaga lingkungan demi masa depan generasi 3) Membina kerjasama dan rasa memiliki alam f. Sistem tanda kecakapan, melalui : 1) SKU (Syarat Kecakapan Umum) yang disimbolkan lewat pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Umum) 2) SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang disimbolkan lewat pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Khusus) 3) SPG (Syarat Pramuka Garuda) yang disimbolkan lewat TPG (Tanda Pramuka Garuda) g. Sistem satuan terpisah, dengan melakukan pembinaan bagi putera oleh pembina putra. Begitu juga, peserta didik puteri dibina oleh puteri. h. Sistem Among Ing Ngarso sing Tulodo Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani 4. Metode kepramukaan merupakan ciri khas pendidikan BAB 5 KODE KEHORMATAN PRAMUKA 1. Pengertian Kode kehormatan adalah suatu norma kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati orang sebagai akibat orang tersebut tahu akan harga dirinya. Pada Pramuka, kode kehormatan merupakan janji dan ketentuan moral. 2. Kode Kehormatan pada Pramuka a. Satya : Janji seorang Pramuka b. Darma : Ketentuan moral yang harus dipatuhi 3. Satya Pramuka Yakni menjadi : a. Janji yang diucapkan b. Tindakan pribadi, dan c. Titik tolak proses pendidikan 4. Darma Pramuka Merupakan : a. Alat proses pendidikan b. Upaya memberi pengalaman praktik c. Landasan gerak gerakan Pramuka d. Kode etik organisasi Kode kehormatan disesuaikan dengan perkembangan jasmani dan rohani. 5. Siaga (7 -10 tahun) Memiliki kode kehormatan yang disebut dengan Dwi Satya dan Dwi Darma Dwi Satya Demi Kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh : - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mengikuti Tata Krama Keluarga - Setiap hari berbuat kebaikan Dwi Darma Siaga itu : - Berbakti pada ayah dan bundanya - Berani dan tidak putus asa 6. Penggalang (11 – 16 tahun) Memiliki kode kehormatan yang disebut Tri Satya dan Dasa Darma. Tri Satya Demi kehormatanku aku berjanji : - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila - Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat - Menepati Dasa Darma Dasa Darma Pramuka Itu : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta Alam dan Kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan 7. Penegak (17 – 20 tahun) dan Pandega (21 – 25 tahun) Memiliki kode kehormatan yang disebut Tri Satya dan Dasa Darma. Tri Satya Demi kehormatanku aku berjanji : - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila - Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat - Menepati Dasa Darma Dasa Darma Pramuka Itu : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta Alam dan Kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan BAB 6 MOTTO GERAKAN PRAMUKA 1. Pengertian Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha memberikan spirit bagi anggota dan visi dan misi lembaga 2. Motto Gerakan Pramuka Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan 3. Fungsi Motto a. Menambah rasa percaya diri b. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara c. Setiap mengamalkan satya dan darma selalu ada motto d. Rasa bangga menjadi anggota Pramuka e. Memiliki budaya kerja yang dilandasi oleh pengabdian BAB 7 KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA 1. Satuan Kantor Pusat disebut dengan Kwartir yang berarti Markas. a. Siaga yakni anggota Pramuka yang berumur 7 – 10 tahun. Satuannya adalah Perindukan. Perindukan terdiri atas beberapa barung. (tempat penjaga rumah/ bangunan). b. Penggalang yakni anggota Pramuka yang berusia 11 – 16 tahun. Satuannya adalah Pasukan. Pasukan terdiri atas beberapa regu(gardu, pangkalan untuk ronda). c. Penegak yakni anggota Pramuka yang berusia 17 – 20 tahun. Satuannya adalah Ambalan. Ambalan terdiri atas beberapa sangga (rumah penggarap sawah). d. Pandega adalah Pramuka yang berusia 21 – 25 tahun. Satuannya adalah Racana (pondasi atau alas tiang umpak – atap) 2. Penggunaan Kiasan Dasar a. Dimaksudkan untuk mengembangkan : 1) Kembangnya imajinasi peserta didik 2) Mendorong kreatifitas dan keikutsertaan dalam kegiatan b. Penggunaan Kiasan Dasar disesuaikan dengan tingkat perkembangan jiwa peserta didik. Misalnya : 1) S = Hal-hal yang bersifat fantastik dan menyenangkan (hijau) 2) G = Hal-hal yang berhubungan dengan jiwa kepahlawanan (merah) 3) T = Hal-hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan (kuning) 4) D = Simulasi tentang jabatan kepemimpinan (cokelat) BAB 8 SISTEM PENDIDIKAN DALAM GERAKAN PRAMUKA Pikiran Orang Dewasa 1. “Saya belajar kalau saya mau, saya mau belajar kalau itu perlu, saya anggap perlu kalau itu menguntungkan. Saya merasa beruntung kalau pekerjaanku, karyaku berhasil dan orang lain atau masyarakat menghargai aku dan karyaku” 2. Orang dewasa itu dikatakan dewasa jika bersifat mandiri, peduli, bertanggung jawab dan memiliki komitmen. 3. Cara mendewasakan orang dewasa dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan membina : a. Moral/ mental dan spiritual b. Fisik c. Intelektual d. Emosional e. Sosial 4. Pandega berarti orang dewasa muda 5. Sistem Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dapat dilihat dalam gambar Gambar 1. Sistem Pendidikan dalam Gerakan Pramuka Indonesia 6. Kepramukaan dilakukan untuk meng-Indonesia-kan anak bangsa yang ber-bhinneka sebagai manusia yang ber-Imtaq dan ber-iptek BAB 9 MEMAHAMI PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA 1. Dasar Pertimbangan a. Psikologis Kegiatan akan menarik dan berhasil jika disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan dan keinginan peserta didik. b. Sosiologis Secara naluri, peserta didik akan merasa ikut serta memiliki, dan akan aktif mengikutinya. 2. Kebutuhan Peserta Didik a. Tempat dan kesempatan : untuk memperoleh kegiatan yang mungkin untuk dilaksanakan b. Peningkatan daya cipta (kreativitas) c. Daya pembaharuan (inovasi) 3. Upaya memenuhi Kebutuhan Peserta Didik a. Sajikan kegiatan yang menarik sesuai kebutuhan mereka dengan mengarah kepada kegiatan kehidupan beragama. b. Pemeliharaan kesehatan dan ketangkasan c. Pelestarian seni budaya d. Kegiatan Produktif a. Ketahanan mental, spiritual, emosional dan sosial BAB 10 PROGRAM KEGIATAN PESERTA DIDIK (PRODIK) Untuk membuat program kegiatan peserta didik perlu diperhatikan langkah-langkah berikut : 1. Apa yang akan dilakukan? Apa tujuannya? Metode apa yang akan dipakai? 2. Macam-macamnya? Program tahunan, bulanan, mingguan atau pertemuan? 3. Hal yang perlu diperhatikan : menarik dan menantangkah kegiatannya? 4. Sumber bahan? Mula, bantu, tata (SKU), SKK, Hasil pengamatan? 5. Langkah-langkah menyusun! Sesuaikan dengan golongan 6. Sasaran kegiatan : a. Spiritual h. Keterampilan b. Patriotisme i. Pembangunan watak c. Disiplin j. Seni Budaya d. Kecerdasan k. Lomba e. Ketangkasan l. Kesehatan f. Pengetahuan m. Perdamaian dunia g. Gotong royong 7. Yang bertugas membuat program adalah dewan satuan. BAB 11 UPACARA SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN 1. Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan. 2. Tujuan upacara dalam gerakan Pramuka yakni : a. Membangun ketertiban dalam hidup b. Belajar untuk dipimpin dan memimpin c. Meningkatkan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa d. Dilakukan dalam suasana khidmat 3. Macam-macam upacara a. Upacara umum b. Upacara pembukaan dan penutupan 4. Tiga versi upacara berdasarkan kehadiran pembina a. Pembina hadir dan bersedia menjadi pembina upacara b. Pembina hadir tapi tidak bersedia menjadi pembina upacara c. Pembina tidak hadir BAB 12 FORUM DALAM KEPRAMUKAAN 1. Forum SGTD a. Pertemuan Dewan Satuan (Siaga), yang diketuai oleh seorang pradana. b. Pertemuan Dewan Kehormatan (Penggalang), yang diketuai oleh seorang pimpinan regu (Pinru) Yang dibicarakan dalam forum ini adalah Program Kerja (Pogja), Penerimaan Anggota Baru (PAB), Pelantikan, renungan jiwa. 2. Pertemuan Besar a. Siaga (S) - Pesta siaga - Bazaar - Gerak dan lagu - Karnaval - Pameran lukisan b. Penggalang (G) - Jambore (Mulai tingkat Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional) - Lomba Tingkat (1, 2, 3, 4 dan 5) c. Penegak (T) - Bakti Masyarakat d. Pandega (D) - Satuan Karya (Saka) - Perkemahan Wirakarya - Raimuna 3. Latihan Keterampilan BAB 13 PERTEMUAN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN 1. Fungsi Fungsi pertemuan dalam kepramukaan adalah untuk : a. Menjadi wadah tukar menukar informasi b. Terciptanya media kegiatan peserta didik yang terintegrasi c. Pertemuan berdasar Metode dalam Kepramukaan, sehingga terarah dengan baik 2. Pertemuan disesuaikan dengan usia dan berpegang pada satuan terpisah 3. Cara memasukkan nilai pendidikan dalam pertemuan a. Tetapkan sasaran tegas (penilaian) b. Tetapkan Prinsip Dasar Kepramukaan c. Libatkan secara penuh PDD d. Praktek praktis : - Learning by doing - Learning by teaching - Doing to learn - Learning to earn (makan) - Earning to life - Life for server 4. Pertemuan diprogramkan a. Bersumber pada Dasa Darma dan Tri Satya b. Semua program dilakukan untuk mendapatkan SKU dan SKK c. Peserta didik sebagai pelaksana dengan tujuan perkembangan jiwa leadership dan terjalinnya komunikasi yang baik BAB 14 MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA 1. Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus Depan) dipilih lewat Mugus (Musyawarah Gugus Depan) 2. Mabi berperan memberi bimbingan, bantuan moril dan organisatoris, bantuan material dan juga finansial kepada kwartir. Mabi wajib berkoordinasi dengan jajarannya. Pembagian mabi : a. Mabinas (Majelis Pembimbing Nasional) berpangkalan di pusat (Jakarta, Indonesia) b. Mabida (Majelis Pembimbing Daerah) terletak di ibukota Propinsi. Untuk daerah Sulawesi Selatan terletak Makassar. c. Mabicab (Majelis Pembimbing Cabang) berada di Ibukota kabupaten. Daerah Luwu Utara di Masamba. d. Mabisaka (Majelis Pembimbing Satuan Karya). e. Mabiran (Majelis Pembimbing Ranting) terletak di ibukota kecataman. Di Bone-Bone. f. Mabisa (Majelis Pembimbing Desa) terletak di kantor desa. g. Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus Depan) terletak di sekolah. 3. Mabigus terdiri atas : a. Seorang ketua b. Seorang atau beberapa orang wakil ketua c. Seorang sekretaris d. Beberapa anggota 4. Pada level perguruan tinggi, SK Pengurus diserahkan kepada Kwarda (Kwartir Daerah) BAB 15 MEMBINA PRAMUKA 1. Pengertian Membina Pramuka adalah giat yang : memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing/ mengembangkan kepribadian, pengetahuan, dan kecenderungan peserta didik menjadi manusia yang kreatif, inovatif dan mandiri. 2. Hakikat Membina Hakikat membina adalah membentuk manusia seutuhnya. 3. Membina dapat dilaksanakan secara formal, informal dan non-formal. 4. Hal yang perlu diketahui : a. Tentang anak didik b. Tentang metode yang akan digunakan untuk membina anak didik 5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan a. Keadaan peserta didik b. Kondisi lingkungan c. Keadaan sarana dan prasarana 6. Membina sebenarnya bukan melatih Pramuka untuk tahu apa, tapi untuk menjadi apa. 7. Manusia yang ingin dicapai Manusia yang : a. Mandiri b. Peduli c. Bertanggung jawab, dan d. Teguh janji BAB 16 MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENARIK 1. Untuk menciptakan kegiatan yang menarik, maka salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah menempatkan anak didik sebagai subjek (pelaku), bukan sebagai objek. Anak didik mestinya lebih banyak menjadi pemain daripada sekedar penonton. 2. Peserta dilibatkan untuk menciptakan kegiatan menarik dan sesuai aspirasi mereka. Kegiatan menjadi menantang atau tidak ditentukan oleh peserta didik, bukan oleh pembina. 3. Peserta didik belajar sambil melakukan, sasarannya adalah : a. Peserta didik merasakan bagaimana acara kegiatan b. Peserta didik merasakan proses yang dilakukan c. Peserta didik belajar cara mengatasi masalah 4. Kegiatan yang menantang dan menarik adalah : a. Kegiatan tersebut baru dilakukan, bisa diperoleh dengan melakukan inovasi. Kegiatan yang telah berulang-ulang dilakukan akan menimbulkan perasaan bosan pada peserta didik. b. Dapat mengembangkan kreativitas peserta. c. Dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang dimiliki peserta didik. d. Bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat. 5. Kegiatan yang mengandung pendidikan a. Kaum muda sukses dalam kegiatan b. Segala upaya dilakukan untuk mencapai tujuan c. Ada pengembangan, pengetahuan dan pengalaman di dalamnya d. Sesuai dengan jika peserta didik. 6. Cara menyusun kegiatan yang menarik a. Pembina melibatkan peserta b. Lakukan pengelompokan sejenis c. Perhatikan : - Skala prioritas - Sesuaikan dengan kondisi waktu dan tempat - Program yang selaras dengan tujuan - Kondisi masyarakat d. Pembina mengajak pimpinan regu memilih metode yang tepat. BAB 17 KOMUNIKASI DAN BERGAUL DENGAN PESERTA DIDIK 1. Komunikasi yang baik dan pergaulan yang harmonis antara pembina dengan peserta didik akan menjadi faktor pendukung keberhasilan pendidikan kepramukaan. 2. Bergaul adalah segenap aktivitas penyatu panduan antara giat peserta didik dan pembina yang saling mempengaruhi untuk mencapai kesuksesan. 3. Prinsip-prinsip hubungan insani : a. Adanya sinkronisasi dengan tujuan program pendidikan bagi peserta didik b. Terciptanya suasana kerja yang menyenangkan c. Adanya informalitas yang wajar d. Penghargaan atas prestasi yang telah dilakukan 4. Tips komunikasi yang baik a. Bersikap sopan - Tepati janji - Hargai orang lain - Pandai-pandailah berterima kasih b. Jika berucap, usahakan orang lain mengerti dengan jelas apa yang kita ucapkan. Berbicaralah dengan tempo yang tidak terlalu cepat, juga tidak terlalu lambat. Sesuaikan suara dengan kondisi. c. Berusahalah untuk menjadi ramah dan bersahabat dengan peserta didik. 5. Pramuka adalah agent of change : Pembaharu selama hayat. Untuk Pramuka siaga, menjadi pembaharu di lingkungan keluarga. Penggalang menjadi pembaharu di keluarga, masyarakat dan lingkungan, sedangkan penegak dan Pandega menjadi pembaharu di lingkungan luas. BAB 18 PERAN, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINA PRAMUKA 1. Peranan Pembina a. Pembina adalah anggota dewasa yang terlibat langsung dalam kegiatan dengan memperhatikan terpenuhinya kebutuhan kebutuhan peserta, kegiatan yang berkonsep kekinian, menarik dan menantang. b. Dalam berinteraksi dengan peserta didik, tidak pernah terlepas dari Prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan dan sistem among. c. Pembina adalah sukarelawan yang memiliki komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip dalam kepramukaan dan sebagai mitra peserta didik. 2. Tugas Pembina Pramuka a. Memperhatikan 3 pilar pendidikan atau kegiatan, yakni : 1) Kegiatan modern, terkini dan baru 2) Bermanfaat bagi peserta didik 3) Taat pada kode kehormatan Pramuka b. Sukarelawan yang menempatkan posisinya sebagai mitra bagi peserta didik. Peserta didik menjadi sumber pendidikan. Pembina bertugas untuk memberi motivasi, stimulus, bimbingan, bantuan dan menyediakan fasilitas bagi peserta didik. c. Membantu gugus depan dalam hubungan masyarakat, orang tua, wali dan masyarakat. 3. Tanggung Jawab Pembina a. Terselenggaranya kepramukaan pada satuan Pramuka b. Melaksanakan kegiatan berlandaskan pada metode kepramukaan dan prinsip dasar kepramukaan c. Sesuai dengan visi misi gerakan Pramuka dalam kemandirian dan kepedulian masyarakat d. Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian baik, berwatak dan berjiwa Pancasila serta menjadi anggota masyarakat yang baik. e. Bertanggung jawab pada Tuhan, masyarakat, lingkungan dan diri sendiri. 4. Jumlah Pembina Tugas pembina cukup berat, maka jumlah pembina diatur sebagai berikut : a. Pembina siaga 1 orang, minimal 20 tahun Pembantu Pembina 25 tahun Pembantu pembina penegak 1 orang, minimal 23 tahun d. Pembina pandega 1 orang, minimal 25 tahun Pembantu pembina pandega 1 orang, minimal 25 tahun e. Pembina setidaknya pernah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) BAB 19 SKU/ TKU, SKK/ TKK, SPG/ TPG 1. SKU/ TKU (Syarat Kecakapan Umum/ Tanda Kecakapan Umum) Gambar 2. SKU/ TKU 2. SKK/ TKK (Syarat Kecakapan Khusus/ Tanda Kecakapan Khusus) Gambar 3. SKK/ TKK a. Tingkatan TKK 1. Pada tingkatan S hanya ada 1 tingkat, bentuknya segitiga. 2. TKK pada tingkat G, T, dan D terdiri atas 3 tingkat, yakni : a. Purwa, berbentuk lingkaran, dengan garis pinggir, dan diameter 2,5 cm. b. Madya, berbentuk persegi, dengan ukuran sisi + 2,5 cm c. Utama, berbentuk segi lima beraturan. Yang membedakan antara G, T dan D dalam TKK adalah warnanya. Untuk G berwarna merah, sedangkan pada T dan D berwarna kuning. b. TKK Wajib Berjumlah 10 buah, beberapa di antaranya adalah : berkemah, menabung, menjahit, pengamat. 3. SPG/ TPG (Syarat Pramuka Garuda/ Tanda Pramuka Garuda) a. Pramuka garuda adalah seorang Pramuka yang dapat menjadi teladan dan telah memenuhi syarat sebagai seorang Pramuka garuda. b. SPG sesuai dengan golongan usia, dibedakan lewat warna dasar. c. Pada siaga, TPG dapat diberikan ketika telah memenuhi SKU Tata Pada penggalang, TPG diberikan ketika telah memenuhi SKU Terap Pada penegak, TPG dapat diberikan ketika telah memenuhi SKU Laksana d. Logo Pramuka garuda (background warna sesuai dengan tingkatan) e. Pada upacara, icon digantung pada kalung. BAB 20 KIASAN PADA MASING-MASING GOLONGAN 1. Siaga Kemudian segeralah kita memulai dengan pembangunan yang membutuhkan bantuan yang tinggi dan penataan yang baik. Diinspirasi oleh sejarah pendirian Budi Utomo pada 20 Mei 1908. 2. Penggalang Kita mencari ramuan atas bahan-bahan yang kemudian dirakit/ disusun dan akhirnya kita terapkan dalam pembangunan bangsa. Terinspirasi oleh peringatan Sumpah Pemuda tahun 1928. 3. Penegak Dalam pembangunan kita memerlukan bantara-bantara (ajudan) pengawas kader pembangunan yang kuat, baik, terampil dan bermoral yang sanggup melaksanakakan pembangunan. Berdasarkan sejarah kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. 4. Pembina = membina bangsa dan negara 5. Andalan = para pemimpin yang diandalkan. BAB 21 STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA 1. Tugas pokok gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik. 2. Jenjang organisasi sebagaimana yang telah digambarkan terdahulu, yakni dari Gugus Depan, Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional. 3. Lemdikacab yakni lembaga pendidikan tingkat cabang 4. Musyawarah Nasional (Munas) dan Musyawarah Daerah (Musda) serta Musyawarah Cabang (Muscab) diadakan 1 kali dalam 5 tahun. Sedangkan Musyawarah Ranting (Musran) dan Musyawarah Gudep (Mugus) diadakan 1 kali dalam 3 tahun. 5. Musran pada Kwarran harus dihadiri oleh 6 orang yang dimandatir oleh KaKwarran, utusan dari gudep sebanyak 4 orang (1 penegak, 1 pandega dan 2 pembina) 6. Muscab harus dihadiri oleh 7 orang yang dimandatir oleh KaKwarcab, 1 orang dari Mabicab, 7 orang dari Kwarran (termasuk dari DKR dan Mabiran) 7. Musda harus dihadiri oleh 6 orang yang dimandatir oleh KaKwarda (termasuk Ketua DKD ditambah 1 orang dari Mabida), 6 orang dari Mabicab, 6 orang dari Kwarran. 8. Munas harus dihadiri oleh 8 orang yang dimandatir oleh KaKwarnas (termasuk 1 orang anggota DKD ditambah 2 dari Mabinas) 9. Kepengurusan dalam organisasi kepramukaan terdiri atas : a. 1 orang ketua b. Beberapa wakil ketua (sekaligus ketua bidang/ seksi/ departemen/ pogja) c. Sekjend (pada Kwarnas) atau sekretaris (pada Kwarda, Kwarcab, Kwarran dan Gudep) d. Beberapa orang anggota 10. Ketua dapat dipilih 2 x masa bakti berturut-turut 11. Kwartir menetapkan andalan urusan yang dikelompokkan dalam bidang-bidang yang ditentukan, bertugas untuk memperlancar dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Kwartir. 12. Sekretaris bertugas untuk menyusun staf yang terdiri atas karyawan yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang dipimpinnya. 13. Kwartir membentuk pimpinan Saka yang ketuanya ex officio. 14. Untuk menjadi seorang andalan, minimal aktif dalam 5 tahun terakhir di Kwartir. BAB 22 ORGANISASI GUGUS DEPAN (GUDEP) 1. Organisasi gudep diatur berdasarkan Skep. Kwarnas No. 086/ 2004, yakni : Gambar 4. Organisasi Gugus Depan Penjelasan : Organisasi gugus depan dibina oleh seorang pembina, dengan 4 satuan. Yakni Perindukan Siaga (S), Pasukan Penggalang (G), Ambalan Penegak (T), dan Racana Pandega (D). Perindukan siaga terdiri atas 4 barung, yang dibina oleh seorang Pembina Siaga (BS) dan dibantu oleh 3 orang Pembantu Pembina Siaga (PBS). Jumlah peserta didik adalah 4 barung x 10 Siaga = 40 orang siaga. 2. Dalam mugus dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Pertanggung jawaba keuangan b. Program kerja (selama 3 tahun masa bakti) c. Pemilihan pembina gudep 3. Dewan kehormatan pada pandega adalah semua pandega yang telah dilantik. Pada 4. Dewan kehormatan terdiri atas : a. Mabigus b. Pembina satuan c. Pembina gudep d. Pembina ambalan 5. Administrasi gudep terdiri atas : a. Buku induk b. Buku keuangan c. Buku inventaris d. Buka agenda rapat BAB 23 SISTEM AMONG 1. Sistem among adalah cara mengasuh. Istilah ini digunakan pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama lengkap Raden Mas Surjadiningrat, lahir pada 2 Mei 1889 yang kemudian diperingati sebagai hari pendidikan nasional. 2. Sistem among adalah sistem pendidikan dengan cara memberi kebebasan bergerak dan bertindak leluasa sejauh mungkin, menghindari unsur : a. Perintah b. Keharusan c. Paksaan Sehingga tidak merugikan bagi masyarakat dan diri sendiri Pedoman : Ing Ngarso sing Tulodo (Di depan memberikan contoh) Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah menjadi motivator) Tut Wuri Handayani (Di belakang sebagai pendorong) 3. Dalam gerakan Pramuka, peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadiannya, bakatnya, kemampuannya dan cita-citanya. 4. Pembina hanya bertugas menjaga, membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi, menjadi tempat konsultasi dan bertanya bagi peserta didik. 5. Sistem among secara terpadu dapat dilihat pada gambar : Bimb. Langsung Bimb. Tak Langsung Gambar 5. Sistem Among dalam Gerakan Pramuka BAB 24 SATUAN KARYA (SAKA) 1. Saka merupakan wadah pendidikan guna menyalurkan : a. Bakat b. Minat c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan d. Mengembangkan keterampilan e. Mencari pengalaman 2. Tujuan diadakannya Saka Pemantapan mental, moral, fisik, intelek, khususnya dalam bidang teknologi sehingga pada saat mereka meninggalkan gerakan Pramuka akan benar-benar siap menjadi kader bangsa sekaligus kader pembangunan. 3. Sasaran Saka adalah : a. Ketahanan mental, moral dan kemampuan menghadapi tantangan hidup b. Keterampilan ber-iptek praktis di abad 21, mandiri, berani, dan bertanggung jawab c. Keterampilan wirausaha 4. Saka dapat didirikan kalau ada > 10 orang Pandega yang mempunyai keinginan yang sama pada satu Saka. Semua tergantung pada diri kita. 5. Satuan karya tertinggi terletak di cabang, dan paling efektif adalah pada ranting. 6. Anggota Saka pada Gudep tidak boleh melepaskan diri dari keanggotaan di Gudep. 7. Kalau akan berpindah Saka, harus ada izin dari Dewan Saka sebelumnya. 8. Pengorganisasian Saka a. Berdasarkan AD dan ART b. Di bawah wewenang, pengendalian dan bimbingan Kwarran atau Kwarcab 9. Dewan Saka terdiri atas : a. Para pemimpin krida (bidang dalam Saka) b. Pamong Saka c. Wakil pamong Saka d. Instruktur (pembimbing) 10. Pamong Saka adalah pembina Pramuka mahir penegak/ pandega yang berusia antara 30 – 50 tahun dan mempunyai minat atau kegemaran. 11. Beberapa Saka di Indonesia : a. Saka Bhayangkara (di bawah naungan Polri) b. Saka Taruna Bumi (Bidang Pertanian) c. Saka Dirgantara (Bidang Penerbangan) d. Saka Kencana (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) e. Saka Wana Bakti (Kehutanan) f. Bahari (Kelautan) g. Bakti Husada (Kesehatan) BAB 25 PAKAIAN SERAGAM 1. Pakaian yang dikenakan oleh semua anggota gerakan Pramuka mempunyai bentuk, warna dan tata cara pemakaiannya sama. 2. Fungsi penggunaan seragam adalah : a. Kesatuan dan jiwa kepramukaan b. Pendidikan kepemimpinan, kesederhanaan, keindahan, kesopanan. c. Rasa harga diri, jiwa kebangsaan, persatuan dan kesatuan d. Penanaman disiplin 3. Warna coklat melambangkan sejarah perjuangan. 4. Pada siaga dan penggalang Pakaian putra : dimasukkan ke dalam celana, 2 saku di atas, baret miring ke kanan. Pakaian putri : saku berada di bawah, tidak menggunakan kancing saku, topi bundar. 5. Untuk baju menggunakan kain Prof no. 27 sedangkan celana atau rok menggunakan kain Prof No. 29 BAB 26 TANDA PENGENAL DALAM GERAKAN PRAMUKA 1. Tanda Umum berdasarkan Skep No. 059/ 1982 a. Tutup kepala b. Seragam leher/ pita c. Tanda pelantikan d. Tanda kepanduan Putra/ putri e. Tanda harian 2. Tanda Satuan berdasarkan Skep No. 137/ 1987 a. Tanda barung, regu, sangga, reka, dan krida b. Tanda gudep, lencana daerah, dan lambang kwartir c. Tanda Saka d. Tanda Gudep Luar Biasa 3. Tanda Jabatan berdasarkan Skep No. 202/ 1988 a. Tanda Pemimpin/ wakil pimpinan barung, regu, sangga, reka dan krida b. Tanda Pembina dan Pembantu Pembina c. Tanda Andalan dan Mabi d. Tanda Korp Pelatih e. Tanda Dewan Kerja (T/D) f. Tanda Pamong Saka 4. Tanda Kecakapan berdasarkan Skep No. 056/ 1982 a. Tanda Kecakapan Umum (82/ 1988) b. Tanda Kecakapan Khusus (132/ 1979) c. Tanda Pramuka Garuda (045/ 1980 yang ditambah pada Skep No. 101/ 1989) d. Tanda Pembina Mahir 5. Tanda Kehormatan berdasarkan Skep No. 090/ 1983 a. Untuk Peserta Didik - Tanda penghargaan - Bintang Tahunan - Bintang Wiratama - Bintang Teladan b. Untuk Orang Dewasa - Lencana tahunan - Pancawarsa - Wiratama - Darma Bhakti - Melati - Tunas Kelapa c. Tanda kehormatan dari Badan Organisasi Sosial dan Kemanusiaan d. Tanda kehormatan dari pemerintah dan negara lain BAB 27 LAMBANG GERAKAN WOSM DAN WAGGS 1. Tunas Kelapa Oleh : Soemardjo Atmodipoero Digunakan sejak 14 Agustus 1961 SK Kwarcab No. 6/KN/72/1972 2. Alasan : a. Cikal adalah tanaman pertama di bumi Indonesia, kiasan bahwa Pramuka adalah generasi yang pertama mendiami bumi Indonesia. b. Cikal dapat tumbuh di mana saja, kiasan bahwa setiap Pramuka dapat beradaptasi di semua daerah. c. Cikal dapat tumbuh dalam waktu yang lama, kiasan bahwa Pramuka itu sehat, kuat dan ulet. d. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas, simbol bahwa Pramuka bercita-cita tinggi dan lurus. e. Nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah, kiasan bahwa setiap Pramuka berpegang pada tekat dan keyakinan yang baik, benar dan kuat. f. Nyiur adalah pohon serbaguna, kiasan bahwa Pramuka akan menjadi manusia yang berguna dan membaktikan diri untuk kepentingan tanah air. 3. WOSM adalah kependekan dari The World Organization of the Scout Movement (Persatuan Gerakan Pramuka se-Dunia) a. Kompas sebagai simbol kebenaran b. Tiga ujung sebagai tiga janji c. 2 bintang sebagai kebenaran d. Tali yang disimpul mati sebagai simbol persahabatan e. Putih suci melambangkan kemuliaan f. Ungu melambangkan kepemimpinan 4. WAGGS adalah kependekan dari World Association of Girl Guide and Girl Scout (Persatuan Pramuka Puteri se-Dunia) a. Warna emas sebagai simbol matahari bersinar b. 3 daun sebagai 3 janji c. Tongkat sebagai cinta kemanusiaan d. Jarum kompas sebagai taat janji e. Motto : Sedia (Be prepare!) 5. Badge Sulawesi Selatan Oleh : Abdurrahman Firdaus a. Gunung 3 buah melambangkan trisatya b. Hasanuddin simbol kita calon penerus bangsa, seperti Sultan Hasanuddin sebagai Ayam Jantan dari Timur c. Tamalatea artinya tak kunjung layu d. Laut melambangkan bahwa Sulawesi selatan dikelilingi oleh laut BAB 28 KEWIRAAN 1. Wira berarti gagah, satria, pahlawan perkasa, berani atau patriot. 2. Materi kewiraan dipersiapkan untuk menggali potensi dan kemampuan bela negara melalui : a. Meningkatkan perasaan cinta tanah air b. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara c. Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara d. Kesadaran rela berkorban e. Kemampuan bela negara 3. Kewiraan diartikan sebagai kesadaran mencintai dan memuliakan serta keberanian untuk membela bangsa dan tanah air. 4. Pendidikan kewiraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik untuk mengembangkan kecintaan, kesetiaan dan keberanian bela tanah air dan sekaligus sebagai sebuah sistem nasional. 5. Maksud dan tujuan pendidikan kewiraan adalah untuk memperluas cakrawala pikir peserta didik sebagai pejuang bangsa dalam usaha menciptakan kesejahteraan dan keamanan nasional. 6. Tujuan belajar kewiraan adalah untuk meningkatkan kesadaran diri dalam bela negara, berfikir komprehensif, dan integral di kalangan pelajar. 7. Dasar hukumnya adalah : UUD 1945, Pancasila, GBHN, Kep. Mendikbud 061/4/1985, Kepmenhankam nomor 02/II/1985, UU No. 20/ 1982 tentang Pokok-pokok pertahanan Nasional, UU No. 2/ 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berisi tentang Ruang lingkup dan Integrasi pendidikan. BAB 29 KEWIRAUSAHAAN 1. Usaha adalah kemauan untuk mendapatkan sesuatu, kemauan untuk bekerja. 2. Wirausaha adalah perilaku dengan penuh keberanian, mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha berpijak pada kemauan. 3. Kewirausahaan diartikan sebagai semangat sikap perilaku dan kemauan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya menciptakan cara kerja dengan meningkatkan efisiensi kerja lebih baik untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. 4. Asas pokok kewirausahaan yakni : a. Mandiri b. Mampu memecahkan masalah c. Keberanian mengambil keputusan secara cepat dalam kondisi kritis d. Keberanian mengambil risiko e. Inovatif dan kreatif f. Produktif g. berkarya 5. Pendidikan kewirausahaan diberikan dengan tujuan dasar untuk membentuk manusia yang : a. Rasa percaya diri b. Kemandirian c. Kreatif dan mampu menemukan peluang d. Inovatif e. Mampu berkomunikasi dengan baik f. Hidup terencana g. Jujur h. Hemat i. Tangguh j. Disiplin k. Mampu melakukan managerial l. Berfikir dan bertindak strategis m. Berani mengambil risiko n. Kreatif 6. Sarana media kewirausahaan pada kepramukaan yakni : a. Pembina yang berkualitas b. Tersedianya program pendidikan peserta didik yang baik c. Daya guna SKU, SKK dan SPG dan Usaha pemilikan TKU, TKK dan TPG d. Satuan karya e. Meningkatkan iman dan taqwa 7. Pendidikan kewirausahaan dalam kepramukaan dilakukan : a. Program pendidikan peserta didik yang disusun secara bersama b. Pembina yang mengintegrasikan materi yang dapat memupuk rasa percaya diri, mandiri kreatif. c. Pemimpin satuan belajar menjadi pemimpin d. Learning by doing, learning by earn, earn to life 8. Untuk menjadi Pramuka yang berkualitas harus dilakukan : a. Pemberdayaan gugus depan b. Manajemen diefektifkan c. Manunggal pada masyarakat d. Pembina berkompetensi e. Didikan tinggi, efektif dan efisien 9. Sasaran akhir dari kewirausahaan adalah pembinaan watak yang : a. Berperilaku luhur b. Berjiwa Pancasila c. Mempunyai semangat iptek dan imtaq d. Semangat mandiri e. Jiwa kewira dan usahaan. BAB 30 BERKEMAH SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN 1. Kegiatan yang dilakukan di luar (alam terbuka) merupakan cara efektif pembentukan watak peserta didik. Dengan berkemah, peserta didik bisa belajar untuk menghargai kesederhanaan, menghindari pola hidup konsumtif dan mempelajari keharmonisan. 2. Berkemah adalah suatu rekreasi yang edukatif di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta sistem among. Di dalamnya terdapat interaksi antara 3. Perkemahan akan efektif jika : a. 3M (mudah, manfaat, murah) b. Dilaksanakan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan 4. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pada perkemahan, perhatikan : a. Keamanan dan keselamatan b. Disiplin dan lingkungan c. Tata cara 5. Berkemah akan menjadi hal yang sangat penting, sebagai puncak materi yang telah dipelajari dan diikuti. Berkemah juga menjadi satuan Pramuka yang baik dan efektif, bukan latihan yang hanya mengejar TKK. 6. Tujuan berkemah antara lain : a. Membina dan mengembangkan kemampuan fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai individu. b. Membentuk manusia : 1) bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa 2) Membina mental dan percaya diri 3) Memiliki kesehatan dan daya tahan tubuh 4) Memiliki daya kreasi 5) Memiliki keterampilan dan ketangkasan c. Belajar bekerjasama, bergotong royong, dan hidup mandiri d. Mengembangkan rasa cinta tanah air e. Mencari pengetahuan dan pengalaman baru f. Menjadi salah satu wadah untuk melakukan pengabdian pada masyarakat 7. Berkemah dilakukan hanya pada Penggalang, Penegak dan Pandega. Pada siaga boleh dilakukan jika hanya berupa persami yang tendanya didirikan oleh pembina, peserta tidak memasak dan acara disusun oleh pembina dengan baik. 8. Pemilihan tempat berkemah : a. Cari tanah yang rata atau sedikit miring b. Cari tanah yang berumput c. Ada pohon untuk tempat berlindung d. Ada saluran pembuangan air e. Pemandangan yang menarik f. Arena petualangan yang menantang g. Keamanan lokasi terjamin, baik dari binatang buas maupun dari gangguan lain h. Tidak terlalu dekat dengan jalan raya atau perkampungan i. Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan dan pos keamanan 9. Pelaksanaan perkemahan a. Persiapan, lakukan kesepakatan dan penyusunan acara oleh Dewan Satuan. Tentukan : 1) Waktu dan tempat, juga tujuan dan biaya 2) Peralatan dan pembekalan 3) Peninjauan tempat berkemah 4) Izin dari orang tua dan penguasa daerah setempat 5) Panitia pelaksana 6) Susunan acara b. Pelaksanaan 1) Kegiatan dilakukan sesuai dengan rencana dan tujuan 2) Kegiatan dilakukan sesuai dengan kemampuan peserta didik 3) Tersedia acara pengganti. Setiap kegiatan harus memperhatikan keselamatan dan keamanan, lokasi setelah perkemahan selesai harus bersih, perlengkapan regu dan pribadi perlu diperhatikan. 4) Perkemahan pada Penegak dan Pandega dapat dilaksanakan (dipanitiai) oleh Sangga atau Reka. c. Evaluasi 1) Prestasi peserta didik mengalami perubahan ke arah positif 2) Kesehatan peserta mengalami peningkatan 3) Kekurangan dan kelemahan perkemahan diketahui BAB 31 KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN 1. Keterampilan kepramukaan adalah keterampilan yang didapat dalam kegiatan yang mungkin saja dapat menjadi pelajaran bagi peserta didik dalam menghadapi tantangan hidup. Keterampilan yang diberikan disesuaikan dengan usia, lama kegiatan diikuti dan kualitas pembina. 2. Jenis-jenis keterampilan kepramukaan : a. Spiritual 1) Pengenalan kaidah-kaidah agama 2) Pengamalan Prinsip Dasar Kepramukaan 3) Pengamalan Kode Kehormatan Pancasila 4) Pengamalan Pancasila b. Emosional 1) Cermat menghadapi masalah 2) Bijak dalam mengambil keputusan 3) Tidak tergesa-gesa dalam menentukan sikap 4) Menghormati lawan bicara, sopan santun, dan menghormati orang yang lebih tua c. Manajerial 1) Kepemimpinan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan 2) Administrasi kegiatan 3) Hubungan antar instansi 4) Penyusunan laporan hasil kegiatan d. Fisik 1) Tali-temali : simpul ujung tali, simpul mati, simpul anyam dan berganda, simpul erat, simpul pangkal, simpul tarik, simpul kursi, dan simpul tiang. 2) Ikatan : ikatan canggah, palang, sambungan dan kaki tiga. 3) Kompas, peta (peta pita/ peta perjalanan dan peta lapangan) dan penggunaannya. 4) Bahasa isyarat, sandi, morse dan smaphore. 5) Menaksir tinggi pohon dan lebar sungai. e. Mengenal berbagai gejala alam, misalnya : kabut, matahari dan bintang f. Keterampilan sosial 1) P3K a) Kesehatan lapangan b) Dapur umum c) Evakuasi d) SAR (Search and Rescue) 2) Kesehatan masyarakat 3) Pengamanan masyarakat a) Pengamanan TKP (Tempat Kejadian Perkara) b) Kebakaran c) Konservasi tanah dan air BAB 32 PENJELAJAHAN LINTAS ALAM 1. Penjelajahan lintas alam dikonsentrasikan pada Survival Training yang penuh dengan tantangan. Diramu dengan variasi : a. Membaca peta b. Menggunakan kompas c. Membuat peta pita perjalanan d. Memecahkan sandi dan bahasa isyarat e. Membaca tanda jejak f. Menaksir tinggi pohon dan lebar sungai g. Sketsa panorama h. Praktik membalut dan mengangkat pasien (P3K) i. Halang rintang (alami dan buatan) 2. Proses yang ingin dicapai dalam penjelajahan lintas alam adalah pengembangan : a. Kepemimpinan b. Demokrasi c. Kekompakan team d. Kematangan berpikir e. Kemandirian f. Percaya diri g. Keterampilan dan ketangkasan h. Administrasi dan pembagian tugas i. Pengetahuan dan pengalaman 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penjelajahan lintas alam a. Keselamatan peserta didik b. Tingkat kesulitan yang akan dialami peserta didik di dalam perjalanan c. Petugas yang memadai baik dalam jumlah maupun dalam kualitas d. Penyusunan laporan hasil perjalanan e. Evaluasi KUMPULAN LAGU PRAMUKA 1. Satya Darma Pramuka Kami … Pramuka Indonesia Manusia Pancasila Satyaku … kudarmakan Darmaku … kubaktikan Agar jaya Indonesia Indonesia tanah airku Kami jadi pandumu … 2. Ikan Selayang Ikan selayang, ikan selayang dipotong-potong hu … ha … Ikan dipotong ikan dipotong diparang-parang hu … ha … Hai nona … beta dengar kau mau kawin (Ya kawin aja, emang guwe pikirin … itu urusan kodok) Ha … ha … ha … Kalaulah begitu … Kembalikan … hai kembalikan baret coklatku 3. Bernyanyi dan Berdendang Bernyanyi gembira berlenggang dan berdendang (2x) Lenggang … lenggang … berlenggang di tempat (2x) Muka … belakang, samping lalu silang (2x) Ke muka belakang ke samping lalu silang (2x) 4. Botol Botol namanya budu Sendok namanya sudu Anak kodok namanya brudu Pantat ayam namanya brutu Goyang … goyang … goyang … Goyang … digoyang … goyang Goyang … digoyang … goyang Goyang … goyang … digoyang … goyang (2x) 5. Gembira Berkumpul Ayo kawan … ayo kawan berkumpul Berkumpul bersenang-senang semuanya Jangan segan … jangan segan bersama Bersama menyanyi bergembira Tepuk tangan … tepuk tangan … tepuk tangan … bergembira Skali lagi … skali lagi … Tepuk tangan kita semua bergembira 6. Jari Ini namanya jari jempol … (2x) Apa pesannya jari jempol sayang Anak Pramuka nggak boleh ngompol Telunjuk – Ngantuk Tengah – Lengah Manis – Nangis Klingking – Maling 7. Api Unggun Api api api api api unggun Dengan berdiri bersuka hati Disinari api unggun Hora … hore yo Pramuka Beramai-ramai bersuka hati Disinari api unggun Api kita sudah menyala Api … api .. api api api 8. Mars Penggalang Tak ada gunung terlalu tinggi, buat kami daki di tengah panas Tak ada jurang terlalu dalam, buat kami turuni di malam kelam Hutan rimba – hutan rimba padang lalang – padang lalang Kususuri jalanan jauh Panas terik hujan berangin Maju terus, jalan terus Pantang patah – pantang patah hati kami – hati kami Karena telitinya Pasukan penggalang jalanlah, terhapus semua luka 9. Marina Merana Marina menari di atas menara Di atas menara Marina menari Marina merana di atas menara Di atas merana Marina merana 10. Berkemah Di tengah-tengah hutan, di bawah langit biru Tenda terpancang ditiup sang bayu Api menjilat-jilat, terangi rimba Membawa Pramuka dalam impian Penegak … pandega … Petualang datang tak kenal gengsi Datang ke perkemahan … Karena patah hati, guna mencari cinta yang sejati 11. Aku Anak Muda Aku ini anak muda Hati suci riang gembira Mari kawan masuk Pramuka Pramuka slaalu gembira Wan jae lae laccing takaraccing takaraccing Takara loa leo (2x) 12. Sengko Sengko Dainang Sengko sengko dainang (2x) Sengko la sengko (2x) Tra … lalala … Tri … lilili … Sirege sirege tumba (2x) La sengko sengko (2x) 13. Pramuka Tak Kenal Rintangan Pramuka tak kenal rintangan Meski jalan penuh halangan Kan hilang dengan hati yang riang Pramuka tak kenal rintangan 14. Pramuka Mengembara Satu Pramuka pergi mengembara Satu Pramuka bawa tongkat bawa tali bawa sangkur Pergi mengembara 15. Rajin Terampil dan Gembira Rajin terampil dan gembira Senantiasa praja muda karana Sopan dan tak kenal rasa congkak Bersahaja setia suka menolong Yayayaya … itulah Pramuka Pramuka sejati … sejati kata dan prilakunya (2x) 16. Pembinaku Bangun pagi-pagi menuju tempat Di sanalah kami dibimbing dan dibina Oleh pembina perkasa *) Mau makan jalan jongkok Sudah makan ditindaki Dihukum maki bentak-bentak hai … Wahai pembinaku sungguh kejam dirimu Wahai pembinaku betapa tajam matamu Tak tahan rasanya ingin segera pulang Namun perkemahan belum selesai (Kembali ke *) 17. LDGD LDGD Sesamur Kati bimbing siteru seusu LDGD Sesamur Sungguh enak mengikuti perkemahan Makan kurang tidur dikurangi perut keroncongan … 18. Anak kambing Mana dimana anak kambing saya Anak kambing sudah ada di sini Mana kambingnya … ini (2x) Mana kambingnya … sudah ada di sini 19. Kalau kau suka hati Kalau kau suka hati tepuk tangan … (2x) Kalau kau suka hati mari kita lakukan Kalau kau suka hati tepuk tangan … (Petik jari, hentak kaki, bilang hore) If you happy and you know it claps your hands … (2x) If you happy and you know it, and you really want to show it If you happy and you know it, claps your hands. (stick finger, say hore) 20. Sayonara … Sayonara … sayonara sampai berjumpa pula … (2x) Buat apa susah, buat apa susah … Susah itu tak ada gunanya 21. Es Lilin Tunas kelapa kawaaaaaan … itu lambangnya Tri Satya kawaaaan … itu janjinya Dasa Darma kawaaaan … itu baktinya Janganlah ragu kawan masuk pramuka 22. Cing cing Gemerincing Cing cing gemerincing Suara rebbana berbunyi nyaring (2x) Kaki melangkah beriring-beriring Langkah yang serempak dengan lenggok yang seirama Hati siapapun akan senang mendengarnya 23. Jambore Jambore … re … re … Jambore (2x) Ayo kita ke Jambore Di sana berkumpul Pramuka Indonesia Jambore rame-rame jambore Pri … priodot bodo bidi Sssst … Pesta! 24. Dunia Kita SYARAT-SYARAT TINGKAT PADA SKU PENEGAK BANTARA 1. Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan Penegak 2. Telah mempelajari dan menyetujui Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 3. Mengerti dan bersungguh-sungguh mengamalkan Dasa Darma dan Tri Satya dalam kehidupannya sehari-hari 4. Dapat memberi salam Pramuka, dan tahu maksud dan penggunaannya 5. Mengetahui Struktur Organisasi Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja Penegak dan Pandega 6. Mengetahui tanda-tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka 7. Mengetahui arti Lambang dan Gerakan Pramuka 8. Mengetahui arti Pancasila 9. Mengetahui sejarah dan arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia serta dapat mengibarkan dan menurunkannya dalam upacara 10. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di muka orang banyak, dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara 11. Mengetahui Lambang Negara Republik Indonesia 12. Bisa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan penegak 13. Mengetahui arti dan sejarah Sumpah Pemuda 14. Mengetahui perjuangan Bangsa Indonesia dan Rencana Pembangunan Pemerintah 15. Mengetahui susunan Pemerintah Republik Indonesia dari pusat sampai ke desa 16. Dapat baris berbaris 17. Selalu berpakaian rapi, memelihara kesehatan badan, dan memelihara kebersihan lingkungannya 18. Tahu pentingnya bahan-bahan makanan yang bernilai gizi, dan dapat memasak makanan di perkemahan setidaknya untuk lima orang. 19. Tahu tentang penyakit-penyakit rakyat yang terpenting dan cara-cara mencegahnya 20. Melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu cabang olah raga renang 21. Tahu ada sopan santun pergaulan Indonesia 22. Memiliki buku Tabanas 23. Setia membayar iuran kepada gugus depannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri 24. Menguasai suatu keterampilan di bidang pertanian, bidang industri atau bidan lain, yang dipilihnya sendiri, tetapi yang dapat diharap kelak akan berguna bagi kehidupannya 25. Dapat membaca jam dan menggunakan kompas 26. Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari berturut-turut 27. Pernah ikut serta dalam kerja bakti gotong royong yang ditugaskan oleh pembinanya 28. Untuk penegak yang beragama Islam a. Dapat mengucapkan kalimat syahadat dan tahu artinya b. Mengerti rukun Iman dan rukun Islam c. Melakukan shalat berjamaah d. Tahu riwayat Nabi Muhammad Saw. SYARAT-SYARAT TINGKAT PADA SKU PENEGAK LAKSANA 1. Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan sebagai Penegak Bantara 2. Dapat memberi penjelasan tentang Dasa Darma dan Tri Satya 3. Tahu sejarah pendidikan kepramukaan di Indonesia dan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara dewasa ini 4. Tahu tentang gerakan kepramukaan sedunia, dan tentang cita-cita persaudaraan Pramuka sedunia 5. Mengetahui tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tentang beberapa badan yang terdapat dalam organisasi itu 6. Bersungguh-sungguh mengamalkan Pancasila 7. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu-lagu di muka orang banyak sedikitnya lagu-lagu yang disyaratkan untuk SKU Penggalang Rakit 8. Tahu tentang upacara-upacara adat di daerahnya, misalnya upacara perkawinan, khitanan, penerimaan tamu terhormat dan lain-lain 9. Tahu cara merawat dan mengebumikan jenazah 10. Dapat memimpin barisan Pramuka 11. Dapat memberi pertolongan pertama pada kecelakaan 12. Jika di sekitar tempat tinggalnya ada pesawat telepon, dapat menggunakan secara baik 13. Melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu cabang olah raga renang, dan melakukan salah satu cabang olah raga lain lagi serta tahu peraturan permainannya 14. a. Untuk Penegak Putra : Berjalan kaki selama dua hari berturut-turut dengan melaksanakan tugas yang diberi pembinanya b. Untuk Penegak Putri : Mengurus suatu rumah tangga selama dua hari berturut-turut 15. Dapat menampilkan satu macam kegiatan seni budaya di hadapan Pramuka-pramuka atau di hadapan penonton-penonton lain 16. Menjalankan suatu proyek produktif di bidang pertanian, bidang industri atau di bidang lain, secara perseorangan atau bersama-sama orang lain dan dapat memperlihatkan hasil karyanya 17. Mengadakan peninjauan di wilayah kelurahan tempat tinggalnya untuk mempelajari masalah-masalah pembangunan, membuat laporan peninjauannya, lengkap disertai kesimpulan diikuti dengan saran-saran 18. Sekurang-kurangnya dua kali pernah ikut serta kerja bakti gotong-royong yang ditugaskan oleh pembinanya di sekolahnya, di kampungnya, di tempat ibadah atau di tempat lain, dan pernah membantu lembaga seperti PMI, LSD, BIMAS, PKK, KARANG TARUNA dan lain sebagainya 19. Dapat merencanakan, mempersiapkan serta memimpin rapat dan dapat membuat risalah rapat 20. a. Memiliki buku tabanas dan sudah menabung uang secara teratur. Dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya delapan minggu sejak menjadi penegak Bantara dan sebagian daripada uang itu diperolehnya dari usahanya sendiri b. Dapat mengurus administrasi buku-buku tabungan Pramuka di Gugus Depannya 21. Setia membayar uang iuran kepada Gugus depannya, dengan uang yang seluruhnya atau sebagian diperolehnya dari usahanya sendiri 22. Pernah membantu dalam menjalankan administrasi keuangan Gugus Depannya atau administrasi keuangan lain 23. Membantu Pembina Siaga atau Pembina Penggalang dalam membina para Pramuka di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang 24. Memiliki paling sedikit satu buah TKK 25. a. Untuk Penegak yang beragama Islam 1) Tahu syarat-syarat, rukun-rukun dan yang membatalkan sholat serta melakukan sholat dalam kehidupan sehari-hari 2) Mengetahui riwayat Nabi Muhammad Saw.
1. Pendahuluan
a. Faktor yang melatarbelakangi Kepres RI No. 104 Tahun 2004 dan SK Kwarnas No. 086 tahun 2005 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka adalah :
• Jiwa ksatria yang patriotik dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang adil dan makmur dalam material, spiritual dan beradab.
• Kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
• Upaya pendidikan bagi kaum muda dengan sasaran meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan kebutuhan yakni : Negara Kesatuan Republik Indonesia, ideologi dan lingkup nusantara. b. Fungsi Anggaran dan Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam Gerakan Pramuka yakni :
• Landasan hukum dan pengambilan kebijakan gerakan Pramuka
• Petunjuk pelaksanaan
2. Pokok Bahasan
1. Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan, berdasarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
2. Gerakan ini bernama Gerakan Pramuka yaitu gerakan kepanduan Praja Muda Karana (Rakyat muda yang berkarya) 3. Tugas pokok gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi generasi muda yakni generasi yang lebih lanjut dapat bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta menciptakan dunia yang lebih baik
3. Sifat gerakan Pramuka
• Gerakan Pramuka adalah nama kepanduan yang ada di Indonesia.
• Organisasi pendidikan yang anggotanya sukarela, tidak melihat pada unsur Suku, Agama dan Ras (SARA) • Ikut membantu masyarakat dengan pendidikan non formal, di luar sekolah dan keluarga.
• Menjamin kemerdekaan tiap anggota untuk beragama dan beribadah sesuai agamanya. 4. Usaha-usaha yang dilakukan Gerakan Pramuka a. Usaha untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka dilakukan dengan berbagai cara, misalnya :
• Budi pekerti lewat pemantapan moral, fisik, pengetahuan dan pengalaman. Dilakukan lewat beberapa hal, yakni : - Penguatan agama, iman dan taqwa - P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) - Menciptakan kerukunan beragama - Kepedulian terhadap alam dan lingkungan
• Memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
• Memupuk perasaan cinta tanah air
• Memupuk persaudaraan nasional dan internasional
• Memupuk percaya diri, inovatif dan kreatif
• Memupuk rasa tanggung jawab dan disiplin
• Memupuk kewiraan dan leadership.
• Membina dan melatih panca indera, daya pikir, keterampilan dan hasta karya.
• Bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah, praktis, dilakukan di alam terbuka dengan tujuan pembentukan mental.
• Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan perkemahan untuk memupuk rasa persaudaraan dan perdamaian.
• Bakti masyarakat dan ekspedisi
• Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi kepemudaan lain.
• Kerjasama dengan instansi dalam pembangunan nasional
• Memasyarakatkan gerakan Pramuka di kalangan kaum muda.
BAB 2 KEPRAMUKAAN (SEJARAH)
1. Pengertian Kepramukaan adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan bagi anak-anak di bawah tanggung jawab orang dewasa, dilaksanakan di alam terbuka, di luar sekolah dan keluarga, dengan menggunakan prinsip dan metode khusus. Kepramukaan juga didefinisikan sebagai : a. Suatu gerakan pendidikan b. Suatu proses c. Aktivitas dinamis, bergerak maju sepanjang hayat. d. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk komunikasi antara pembina dan peserta didik. Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia, Pramuka adalah nama diri anak didik yang dibina dalam gerakan Pramuka sedangkan kepramukaan adalah ilmu dan materi-materi yang diajarkan dalam gerakan Pramuka. Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana (Sri Sultan Hamengkubuwono IX), juga dianggap merupakan perpaduan kata pra yang artinya sebelum, dan muka yang artinya depan (yang terdepan). Diharapkan anggota Pramuka mampu menjadi yang terdepan. 2. Sifat Resolusi kepanduan dunia di Kopenhagen Denmark mengungkapkan bahwa sifat gerakan Pramuka yakni : a. Nasional, yakni sebagai keadaan, kebutuhan dan kepentingan negara. b. Internasional, yakni sebagai salah satu cara menciptakan perdamaian dunia. c. Universal. Maksudnya semua negara di dunia ini menjadi media dalam kegiatan kepanduan. 3. Fungsi • Sebagai sebuah permainan (game) yakni permainan yang digunakan sebagai sarana pendidikan. • Sebagai sebuah pekerjaan, yakni pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab jiwa dari orang dewasa. • Sebagai pencapaian maksud yakni alat untuk membentuk manusia berkualitas tinggi, sebagai pelengkap pendidikan di sekolah dan keluarga. Kegiatan dalam kepramukaan harus : a. Diprogramkan b. Direncanakan c. Dilaksanakan d. Dievaluasi 4. Asal-usul Kata Pramuka dalam bahasa Inggris disebut dengan scout. Berasal dari kata out – scout (di luar) atau scouting (kebanyakan di luar). Awalnya didirikan oleh Lord Robert Stephenson Smith Baden Powell of Gilwell. Salah seorang warga Inggris yang dilahirkan di London pada 22 Februari 1857. Ia melihat saat itu banyak anak muda Inggris yang mengalami kerusakan moral. Karenanya ia berinisiatif untuk mengadakan kegiatan yang dilakukan di luar rumah, sifatnya menarik dan menantang. Beliau akhirnya dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia. Istri Baden Powel bernama Olive Simclair Swames, lahir pada tanggal 22 Februari 1889. Baden Powell meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Kenya, Afrika. Nama gerakan Pramuka mengalami perubahan beberapa kali, yakni : • 1908 – Scout oleh Bapak Pandu Sedunia • 1912 – Padvinder (Belanda) – Nederland Padvinder Organization (NPO) • 1914 – Nederland Indische Padvinder Organization (NIPV) • 1916 – Javasche Padvinder Organization (JPO) oleh Mangkunegara VII • 1918 – Padvinder Moehammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan • 1920 – Hizbul Wathan (HW) • 1928 – Pandu. H. Agus Salim pendiri Syarikat Islam menyebutkan Pandu Anshor (NU), setelah peringatan Sumpah Pemuda dan dikenalnya lagu Indonesia Raya, namanya kembali berubah menjadi Pandu. • 1930 – terjadi Fusi (Penyatuan), mengubah namanya menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KPI) • 1931 – Persatuan Angkatan Pandu Indonesia (PAPI) • 1940 – Perkino • 1943 – Sheinen Sheinondan (saat Jepang menjajah Indonesia) • 1945 – Pandu Rakyat Indonesia • 1951 – Ikatan Pandu Indonesia (Ipindo) • 1954 – Poppindo dan PKPI • 1958 – Seminar Kepanduan • 1960 – Ipindo dan Poppindo serta PKPI melebur adlam Perkindo • 1961 – Gerakan Pramuka, berdasarkan Skep No. 238 tahun 1961. Itulah yang digunakan hingga tahun kini. Penyerahan panji negara pada gerakan Pramuka dilakukan pada 14 Agustus 1961, yang kemudian diperingati sebagai hari lahir Pramuka Indonesia, setelah sebelumnya yakni pada 20 Mei 1961 ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang gerakan Pramuka. Pada tahun 1967, gerakan Pramuka Indonesia terdaftar di Pandu se-Dunia, menyusul pada tahun 1975 Pandu Putri Indonesia. 5. Lima Unsur utama : a. Prinsip Dasar Kepramukaan b. Metode Kepramukaan c. Kode Kehormatan Pramuka d. Motto Gerakan Pramuka e. Kiasan Dasar Gerakan Pramuka BAB 3 PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN 1. Pengertian Prinsip Dasar Kepramukaan adalah taqwa pada Tuhan, peduli bangsa dan tanah air serta alam semesta. 2. Fungsi Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai : a. Norma hidup bagi anggota b. Landasan kode etik c. Pedoman d. Landasan dalam mencapai tujuan 3. Prinsip Dasar Kepramukaan ditumbuhkembangkan melalui penghayatan. Hakikat Pramuka sebenarnya adalah menerima secara sakral. Prinsip Dasar Kepramukaan yakni : a. Iman dan taqwa b. Peduli bangsa dan tanah air, peduli kepada sesama hidup dan juga alam semesta. c. Peduli diri pribadi d. Taat pada kode kehormatan BAB 4 METODE KEPRAMUKAAN 1. Metode adalah cara yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan semudah mungkin. 2. Kegiatan dalam kepramukaan harus menantang dan menarik, juga menyenangkan. 3. Unsur dalam metode kepramukaan yakni : a. Pengamalan kode kehormatan, melalui : 1) Ibadah sesuai agama masing-masing 2) Suka menolong dan tidak mudah putus asa 3) Menepati janji dan jujur b. Belajar sambil melakukan, dengan cara : 1) Sebanyak mungkin melakukan praktik praktis 2) Lebih banyak melakukan daripada menonton c. Sistem kelompok, bertujuan untuk : 1) Belajar dipimpin dan memimpin 2) Sebagai wadah untuk membangun kerukunan d. Kegiatan menantang dan mengikat 1) Menantang dan menarik minat 2) Kreatif, inovatif dan rekreatif 3) Disesuaikan dengan usia dan jasmani e. Kegiatan di alam terbuka, untuk : 1) Menunjukkan saling ketergantungan antara manusia dan alam 2) Menjaga lingkungan demi masa depan generasi 3) Membina kerjasama dan rasa memiliki alam f. Sistem tanda kecakapan, melalui : 1) SKU (Syarat Kecakapan Umum) yang disimbolkan lewat pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Umum) 2) SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang disimbolkan lewat pemasangan TKU (Tanda Kecakapan Khusus) 3) SPG (Syarat Pramuka Garuda) yang disimbolkan lewat TPG (Tanda Pramuka Garuda) g. Sistem satuan terpisah, dengan melakukan pembinaan bagi putera oleh pembina putra. Begitu juga, peserta didik puteri dibina oleh puteri. h. Sistem Among Ing Ngarso sing Tulodo Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani 4. Metode kepramukaan merupakan ciri khas pendidikan BAB 5 KODE KEHORMATAN PRAMUKA 1. Pengertian Kode kehormatan adalah suatu norma kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati orang sebagai akibat orang tersebut tahu akan harga dirinya. Pada Pramuka, kode kehormatan merupakan janji dan ketentuan moral. 2. Kode Kehormatan pada Pramuka a. Satya : Janji seorang Pramuka b. Darma : Ketentuan moral yang harus dipatuhi 3. Satya Pramuka Yakni menjadi : a. Janji yang diucapkan b. Tindakan pribadi, dan c. Titik tolak proses pendidikan 4. Darma Pramuka Merupakan : a. Alat proses pendidikan b. Upaya memberi pengalaman praktik c. Landasan gerak gerakan Pramuka d. Kode etik organisasi Kode kehormatan disesuaikan dengan perkembangan jasmani dan rohani. 5. Siaga (7 -10 tahun) Memiliki kode kehormatan yang disebut dengan Dwi Satya dan Dwi Darma Dwi Satya Demi Kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh : - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mengikuti Tata Krama Keluarga - Setiap hari berbuat kebaikan Dwi Darma Siaga itu : - Berbakti pada ayah dan bundanya - Berani dan tidak putus asa 6. Penggalang (11 – 16 tahun) Memiliki kode kehormatan yang disebut Tri Satya dan Dasa Darma. Tri Satya Demi kehormatanku aku berjanji : - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila - Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat - Menepati Dasa Darma Dasa Darma Pramuka Itu : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta Alam dan Kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan 7. Penegak (17 – 20 tahun) dan Pandega (21 – 25 tahun) Memiliki kode kehormatan yang disebut Tri Satya dan Dasa Darma. Tri Satya Demi kehormatanku aku berjanji : - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila - Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat - Menepati Dasa Darma Dasa Darma Pramuka Itu : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta Alam dan Kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan gembira 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan BAB 6 MOTTO GERAKAN PRAMUKA 1. Pengertian Motto adalah semboyan yang diciptakan dalam usaha memberikan spirit bagi anggota dan visi dan misi lembaga 2. Motto Gerakan Pramuka Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan 3. Fungsi Motto a. Menambah rasa percaya diri b. Menambah semangat pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negara c. Setiap mengamalkan satya dan darma selalu ada motto d. Rasa bangga menjadi anggota Pramuka e. Memiliki budaya kerja yang dilandasi oleh pengabdian BAB 7 KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA 1. Satuan Kantor Pusat disebut dengan Kwartir yang berarti Markas. a. Siaga yakni anggota Pramuka yang berumur 7 – 10 tahun. Satuannya adalah Perindukan. Perindukan terdiri atas beberapa barung. (tempat penjaga rumah/ bangunan). b. Penggalang yakni anggota Pramuka yang berusia 11 – 16 tahun. Satuannya adalah Pasukan. Pasukan terdiri atas beberapa regu(gardu, pangkalan untuk ronda). c. Penegak yakni anggota Pramuka yang berusia 17 – 20 tahun. Satuannya adalah Ambalan. Ambalan terdiri atas beberapa sangga (rumah penggarap sawah). d. Pandega adalah Pramuka yang berusia 21 – 25 tahun. Satuannya adalah Racana (pondasi atau alas tiang umpak – atap) 2. Penggunaan Kiasan Dasar a. Dimaksudkan untuk mengembangkan : 1) Kembangnya imajinasi peserta didik 2) Mendorong kreatifitas dan keikutsertaan dalam kegiatan b. Penggunaan Kiasan Dasar disesuaikan dengan tingkat perkembangan jiwa peserta didik. Misalnya : 1) S = Hal-hal yang bersifat fantastik dan menyenangkan (hijau) 2) G = Hal-hal yang berhubungan dengan jiwa kepahlawanan (merah) 3) T = Hal-hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan (kuning) 4) D = Simulasi tentang jabatan kepemimpinan (cokelat) BAB 8 SISTEM PENDIDIKAN DALAM GERAKAN PRAMUKA Pikiran Orang Dewasa 1. “Saya belajar kalau saya mau, saya mau belajar kalau itu perlu, saya anggap perlu kalau itu menguntungkan. Saya merasa beruntung kalau pekerjaanku, karyaku berhasil dan orang lain atau masyarakat menghargai aku dan karyaku” 2. Orang dewasa itu dikatakan dewasa jika bersifat mandiri, peduli, bertanggung jawab dan memiliki komitmen. 3. Cara mendewasakan orang dewasa dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan membina : a. Moral/ mental dan spiritual b. Fisik c. Intelektual d. Emosional e. Sosial 4. Pandega berarti orang dewasa muda 5. Sistem Pendidikan dalam Gerakan Pramuka dapat dilihat dalam gambar Gambar 1. Sistem Pendidikan dalam Gerakan Pramuka Indonesia 6. Kepramukaan dilakukan untuk meng-Indonesia-kan anak bangsa yang ber-bhinneka sebagai manusia yang ber-Imtaq dan ber-iptek BAB 9 MEMAHAMI PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA 1. Dasar Pertimbangan a. Psikologis Kegiatan akan menarik dan berhasil jika disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan dan keinginan peserta didik. b. Sosiologis Secara naluri, peserta didik akan merasa ikut serta memiliki, dan akan aktif mengikutinya. 2. Kebutuhan Peserta Didik a. Tempat dan kesempatan : untuk memperoleh kegiatan yang mungkin untuk dilaksanakan b. Peningkatan daya cipta (kreativitas) c. Daya pembaharuan (inovasi) 3. Upaya memenuhi Kebutuhan Peserta Didik a. Sajikan kegiatan yang menarik sesuai kebutuhan mereka dengan mengarah kepada kegiatan kehidupan beragama. b. Pemeliharaan kesehatan dan ketangkasan c. Pelestarian seni budaya d. Kegiatan Produktif a. Ketahanan mental, spiritual, emosional dan sosial BAB 10 PROGRAM KEGIATAN PESERTA DIDIK (PRODIK) Untuk membuat program kegiatan peserta didik perlu diperhatikan langkah-langkah berikut : 1. Apa yang akan dilakukan? Apa tujuannya? Metode apa yang akan dipakai? 2. Macam-macamnya? Program tahunan, bulanan, mingguan atau pertemuan? 3. Hal yang perlu diperhatikan : menarik dan menantangkah kegiatannya? 4. Sumber bahan? Mula, bantu, tata (SKU), SKK, Hasil pengamatan? 5. Langkah-langkah menyusun! Sesuaikan dengan golongan 6. Sasaran kegiatan : a. Spiritual h. Keterampilan b. Patriotisme i. Pembangunan watak c. Disiplin j. Seni Budaya d. Kecerdasan k. Lomba e. Ketangkasan l. Kesehatan f. Pengetahuan m. Perdamaian dunia g. Gotong royong 7. Yang bertugas membuat program adalah dewan satuan. BAB 11 UPACARA SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN 1. Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan. 2. Tujuan upacara dalam gerakan Pramuka yakni : a. Membangun ketertiban dalam hidup b. Belajar untuk dipimpin dan memimpin c. Meningkatkan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa d. Dilakukan dalam suasana khidmat 3. Macam-macam upacara a. Upacara umum b. Upacara pembukaan dan penutupan 4. Tiga versi upacara berdasarkan kehadiran pembina a. Pembina hadir dan bersedia menjadi pembina upacara b. Pembina hadir tapi tidak bersedia menjadi pembina upacara c. Pembina tidak hadir BAB 12 FORUM DALAM KEPRAMUKAAN 1. Forum SGTD a. Pertemuan Dewan Satuan (Siaga), yang diketuai oleh seorang pradana. b. Pertemuan Dewan Kehormatan (Penggalang), yang diketuai oleh seorang pimpinan regu (Pinru) Yang dibicarakan dalam forum ini adalah Program Kerja (Pogja), Penerimaan Anggota Baru (PAB), Pelantikan, renungan jiwa. 2. Pertemuan Besar a. Siaga (S) - Pesta siaga - Bazaar - Gerak dan lagu - Karnaval - Pameran lukisan b. Penggalang (G) - Jambore (Mulai tingkat Ranting, Cabang, Daerah, dan Nasional) - Lomba Tingkat (1, 2, 3, 4 dan 5) c. Penegak (T) - Bakti Masyarakat d. Pandega (D) - Satuan Karya (Saka) - Perkemahan Wirakarya - Raimuna 3. Latihan Keterampilan BAB 13 PERTEMUAN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN 1. Fungsi Fungsi pertemuan dalam kepramukaan adalah untuk : a. Menjadi wadah tukar menukar informasi b. Terciptanya media kegiatan peserta didik yang terintegrasi c. Pertemuan berdasar Metode dalam Kepramukaan, sehingga terarah dengan baik 2. Pertemuan disesuaikan dengan usia dan berpegang pada satuan terpisah 3. Cara memasukkan nilai pendidikan dalam pertemuan a. Tetapkan sasaran tegas (penilaian) b. Tetapkan Prinsip Dasar Kepramukaan c. Libatkan secara penuh PDD d. Praktek praktis : - Learning by doing - Learning by teaching - Doing to learn - Learning to earn (makan) - Earning to life - Life for server 4. Pertemuan diprogramkan a. Bersumber pada Dasa Darma dan Tri Satya b. Semua program dilakukan untuk mendapatkan SKU dan SKK c. Peserta didik sebagai pelaksana dengan tujuan perkembangan jiwa leadership dan terjalinnya komunikasi yang baik BAB 14 MAJELIS PEMBIMBING GERAKAN PRAMUKA 1. Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus Depan) dipilih lewat Mugus (Musyawarah Gugus Depan) 2. Mabi berperan memberi bimbingan, bantuan moril dan organisatoris, bantuan material dan juga finansial kepada kwartir. Mabi wajib berkoordinasi dengan jajarannya. Pembagian mabi : a. Mabinas (Majelis Pembimbing Nasional) berpangkalan di pusat (Jakarta, Indonesia) b. Mabida (Majelis Pembimbing Daerah) terletak di ibukota Propinsi. Untuk daerah Sulawesi Selatan terletak Makassar. c. Mabicab (Majelis Pembimbing Cabang) berada di Ibukota kabupaten. Daerah Luwu Utara di Masamba. d. Mabisaka (Majelis Pembimbing Satuan Karya). e. Mabiran (Majelis Pembimbing Ranting) terletak di ibukota kecataman. Di Bone-Bone. f. Mabisa (Majelis Pembimbing Desa) terletak di kantor desa. g. Mabigus (Majelis Pembimbing Gugus Depan) terletak di sekolah. 3. Mabigus terdiri atas : a. Seorang ketua b. Seorang atau beberapa orang wakil ketua c. Seorang sekretaris d. Beberapa anggota 4. Pada level perguruan tinggi, SK Pengurus diserahkan kepada Kwarda (Kwartir Daerah) BAB 15 MEMBINA PRAMUKA 1. Pengertian Membina Pramuka adalah giat yang : memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing/ mengembangkan kepribadian, pengetahuan, dan kecenderungan peserta didik menjadi manusia yang kreatif, inovatif dan mandiri. 2. Hakikat Membina Hakikat membina adalah membentuk manusia seutuhnya. 3. Membina dapat dilaksanakan secara formal, informal dan non-formal. 4. Hal yang perlu diketahui : a. Tentang anak didik b. Tentang metode yang akan digunakan untuk membina anak didik 5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan a. Keadaan peserta didik b. Kondisi lingkungan c. Keadaan sarana dan prasarana 6. Membina sebenarnya bukan melatih Pramuka untuk tahu apa, tapi untuk menjadi apa. 7. Manusia yang ingin dicapai Manusia yang : a. Mandiri b. Peduli c. Bertanggung jawab, dan d. Teguh janji BAB 16 MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENARIK 1. Untuk menciptakan kegiatan yang menarik, maka salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah menempatkan anak didik sebagai subjek (pelaku), bukan sebagai objek. Anak didik mestinya lebih banyak menjadi pemain daripada sekedar penonton. 2. Peserta dilibatkan untuk menciptakan kegiatan menarik dan sesuai aspirasi mereka. Kegiatan menjadi menantang atau tidak ditentukan oleh peserta didik, bukan oleh pembina. 3. Peserta didik belajar sambil melakukan, sasarannya adalah : a. Peserta didik merasakan bagaimana acara kegiatan b. Peserta didik merasakan proses yang dilakukan c. Peserta didik belajar cara mengatasi masalah 4. Kegiatan yang menantang dan menarik adalah : a. Kegiatan tersebut baru dilakukan, bisa diperoleh dengan melakukan inovasi. Kegiatan yang telah berulang-ulang dilakukan akan menimbulkan perasaan bosan pada peserta didik. b. Dapat mengembangkan kreativitas peserta. c. Dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang dimiliki peserta didik. d. Bermanfaat bagi peserta didik dan masyarakat. 5. Kegiatan yang mengandung pendidikan a. Kaum muda sukses dalam kegiatan b. Segala upaya dilakukan untuk mencapai tujuan c. Ada pengembangan, pengetahuan dan pengalaman di dalamnya d. Sesuai dengan jika peserta didik. 6. Cara menyusun kegiatan yang menarik a. Pembina melibatkan peserta b. Lakukan pengelompokan sejenis c. Perhatikan : - Skala prioritas - Sesuaikan dengan kondisi waktu dan tempat - Program yang selaras dengan tujuan - Kondisi masyarakat d. Pembina mengajak pimpinan regu memilih metode yang tepat. BAB 17 KOMUNIKASI DAN BERGAUL DENGAN PESERTA DIDIK 1. Komunikasi yang baik dan pergaulan yang harmonis antara pembina dengan peserta didik akan menjadi faktor pendukung keberhasilan pendidikan kepramukaan. 2. Bergaul adalah segenap aktivitas penyatu panduan antara giat peserta didik dan pembina yang saling mempengaruhi untuk mencapai kesuksesan. 3. Prinsip-prinsip hubungan insani : a. Adanya sinkronisasi dengan tujuan program pendidikan bagi peserta didik b. Terciptanya suasana kerja yang menyenangkan c. Adanya informalitas yang wajar d. Penghargaan atas prestasi yang telah dilakukan 4. Tips komunikasi yang baik a. Bersikap sopan - Tepati janji - Hargai orang lain - Pandai-pandailah berterima kasih b. Jika berucap, usahakan orang lain mengerti dengan jelas apa yang kita ucapkan. Berbicaralah dengan tempo yang tidak terlalu cepat, juga tidak terlalu lambat. Sesuaikan suara dengan kondisi. c. Berusahalah untuk menjadi ramah dan bersahabat dengan peserta didik. 5. Pramuka adalah agent of change : Pembaharu selama hayat. Untuk Pramuka siaga, menjadi pembaharu di lingkungan keluarga. Penggalang menjadi pembaharu di keluarga, masyarakat dan lingkungan, sedangkan penegak dan Pandega menjadi pembaharu di lingkungan luas. BAB 18 PERAN, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINA PRAMUKA 1. Peranan Pembina a. Pembina adalah anggota dewasa yang terlibat langsung dalam kegiatan dengan memperhatikan terpenuhinya kebutuhan kebutuhan peserta, kegiatan yang berkonsep kekinian, menarik dan menantang. b. Dalam berinteraksi dengan peserta didik, tidak pernah terlepas dari Prinsip dasar kepramukaan, metode kepramukaan dan sistem among. c. Pembina adalah sukarelawan yang memiliki komitmen tinggi terhadap prinsip-prinsip dalam kepramukaan dan sebagai mitra peserta didik. 2. Tugas Pembina Pramuka a. Memperhatikan 3 pilar pendidikan atau kegiatan, yakni : 1) Kegiatan modern, terkini dan baru 2) Bermanfaat bagi peserta didik 3) Taat pada kode kehormatan Pramuka b. Sukarelawan yang menempatkan posisinya sebagai mitra bagi peserta didik. Peserta didik menjadi sumber pendidikan. Pembina bertugas untuk memberi motivasi, stimulus, bimbingan, bantuan dan menyediakan fasilitas bagi peserta didik. c. Membantu gugus depan dalam hubungan masyarakat, orang tua, wali dan masyarakat. 3. Tanggung Jawab Pembina a. Terselenggaranya kepramukaan pada satuan Pramuka b. Melaksanakan kegiatan berlandaskan pada metode kepramukaan dan prinsip dasar kepramukaan c. Sesuai dengan visi misi gerakan Pramuka dalam kemandirian dan kepedulian masyarakat d. Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian baik, berwatak dan berjiwa Pancasila serta menjadi anggota masyarakat yang baik. e. Bertanggung jawab pada Tuhan, masyarakat, lingkungan dan diri sendiri. 4. Jumlah Pembina Tugas pembina cukup berat, maka jumlah pembina diatur sebagai berikut : a. Pembina siaga 1 orang, minimal 20 tahun Pembantu Pembina 25 tahun Pembantu pembina penegak 1 orang, minimal 23 tahun d. Pembina pandega 1 orang, minimal 25 tahun Pembantu pembina pandega 1 orang, minimal 25 tahun e. Pembina setidaknya pernah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) BAB 19 SKU/ TKU, SKK/ TKK, SPG/ TPG 1. SKU/ TKU (Syarat Kecakapan Umum/ Tanda Kecakapan Umum) Gambar 2. SKU/ TKU 2. SKK/ TKK (Syarat Kecakapan Khusus/ Tanda Kecakapan Khusus) Gambar 3. SKK/ TKK a. Tingkatan TKK 1. Pada tingkatan S hanya ada 1 tingkat, bentuknya segitiga. 2. TKK pada tingkat G, T, dan D terdiri atas 3 tingkat, yakni : a. Purwa, berbentuk lingkaran, dengan garis pinggir, dan diameter 2,5 cm. b. Madya, berbentuk persegi, dengan ukuran sisi + 2,5 cm c. Utama, berbentuk segi lima beraturan. Yang membedakan antara G, T dan D dalam TKK adalah warnanya. Untuk G berwarna merah, sedangkan pada T dan D berwarna kuning. b. TKK Wajib Berjumlah 10 buah, beberapa di antaranya adalah : berkemah, menabung, menjahit, pengamat. 3. SPG/ TPG (Syarat Pramuka Garuda/ Tanda Pramuka Garuda) a. Pramuka garuda adalah seorang Pramuka yang dapat menjadi teladan dan telah memenuhi syarat sebagai seorang Pramuka garuda. b. SPG sesuai dengan golongan usia, dibedakan lewat warna dasar. c. Pada siaga, TPG dapat diberikan ketika telah memenuhi SKU Tata Pada penggalang, TPG diberikan ketika telah memenuhi SKU Terap Pada penegak, TPG dapat diberikan ketika telah memenuhi SKU Laksana d. Logo Pramuka garuda (background warna sesuai dengan tingkatan) e. Pada upacara, icon digantung pada kalung. BAB 20 KIASAN PADA MASING-MASING GOLONGAN 1. Siaga Kemudian segeralah kita memulai dengan pembangunan yang membutuhkan bantuan yang tinggi dan penataan yang baik. Diinspirasi oleh sejarah pendirian Budi Utomo pada 20 Mei 1908. 2. Penggalang Kita mencari ramuan atas bahan-bahan yang kemudian dirakit/ disusun dan akhirnya kita terapkan dalam pembangunan bangsa. Terinspirasi oleh peringatan Sumpah Pemuda tahun 1928. 3. Penegak Dalam pembangunan kita memerlukan bantara-bantara (ajudan) pengawas kader pembangunan yang kuat, baik, terampil dan bermoral yang sanggup melaksanakakan pembangunan. Berdasarkan sejarah kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. 4. Pembina = membina bangsa dan negara 5. Andalan = para pemimpin yang diandalkan. BAB 21 STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA 1. Tugas pokok gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik. 2. Jenjang organisasi sebagaimana yang telah digambarkan terdahulu, yakni dari Gugus Depan, Kwartir Ranting, Kwartir Cabang, Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional. 3. Lemdikacab yakni lembaga pendidikan tingkat cabang 4. Musyawarah Nasional (Munas) dan Musyawarah Daerah (Musda) serta Musyawarah Cabang (Muscab) diadakan 1 kali dalam 5 tahun. Sedangkan Musyawarah Ranting (Musran) dan Musyawarah Gudep (Mugus) diadakan 1 kali dalam 3 tahun. 5. Musran pada Kwarran harus dihadiri oleh 6 orang yang dimandatir oleh KaKwarran, utusan dari gudep sebanyak 4 orang (1 penegak, 1 pandega dan 2 pembina) 6. Muscab harus dihadiri oleh 7 orang yang dimandatir oleh KaKwarcab, 1 orang dari Mabicab, 7 orang dari Kwarran (termasuk dari DKR dan Mabiran) 7. Musda harus dihadiri oleh 6 orang yang dimandatir oleh KaKwarda (termasuk Ketua DKD ditambah 1 orang dari Mabida), 6 orang dari Mabicab, 6 orang dari Kwarran. 8. Munas harus dihadiri oleh 8 orang yang dimandatir oleh KaKwarnas (termasuk 1 orang anggota DKD ditambah 2 dari Mabinas) 9. Kepengurusan dalam organisasi kepramukaan terdiri atas : a. 1 orang ketua b. Beberapa wakil ketua (sekaligus ketua bidang/ seksi/ departemen/ pogja) c. Sekjend (pada Kwarnas) atau sekretaris (pada Kwarda, Kwarcab, Kwarran dan Gudep) d. Beberapa orang anggota 10. Ketua dapat dipilih 2 x masa bakti berturut-turut 11. Kwartir menetapkan andalan urusan yang dikelompokkan dalam bidang-bidang yang ditentukan, bertugas untuk memperlancar dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Kwartir. 12. Sekretaris bertugas untuk menyusun staf yang terdiri atas karyawan yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dan administrasi yang dipimpinnya. 13. Kwartir membentuk pimpinan Saka yang ketuanya ex officio. 14. Untuk menjadi seorang andalan, minimal aktif dalam 5 tahun terakhir di Kwartir. BAB 22 ORGANISASI GUGUS DEPAN (GUDEP) 1. Organisasi gudep diatur berdasarkan Skep. Kwarnas No. 086/ 2004, yakni : Gambar 4. Organisasi Gugus Depan Penjelasan : Organisasi gugus depan dibina oleh seorang pembina, dengan 4 satuan. Yakni Perindukan Siaga (S), Pasukan Penggalang (G), Ambalan Penegak (T), dan Racana Pandega (D). Perindukan siaga terdiri atas 4 barung, yang dibina oleh seorang Pembina Siaga (BS) dan dibantu oleh 3 orang Pembantu Pembina Siaga (PBS). Jumlah peserta didik adalah 4 barung x 10 Siaga = 40 orang siaga. 2. Dalam mugus dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Pertanggung jawaba keuangan b. Program kerja (selama 3 tahun masa bakti) c. Pemilihan pembina gudep 3. Dewan kehormatan pada pandega adalah semua pandega yang telah dilantik. Pada 4. Dewan kehormatan terdiri atas : a. Mabigus b. Pembina satuan c. Pembina gudep d. Pembina ambalan 5. Administrasi gudep terdiri atas : a. Buku induk b. Buku keuangan c. Buku inventaris d. Buka agenda rapat BAB 23 SISTEM AMONG 1. Sistem among adalah cara mengasuh. Istilah ini digunakan pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama lengkap Raden Mas Surjadiningrat, lahir pada 2 Mei 1889 yang kemudian diperingati sebagai hari pendidikan nasional. 2. Sistem among adalah sistem pendidikan dengan cara memberi kebebasan bergerak dan bertindak leluasa sejauh mungkin, menghindari unsur : a. Perintah b. Keharusan c. Paksaan Sehingga tidak merugikan bagi masyarakat dan diri sendiri Pedoman : Ing Ngarso sing Tulodo (Di depan memberikan contoh) Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah menjadi motivator) Tut Wuri Handayani (Di belakang sebagai pendorong) 3. Dalam gerakan Pramuka, peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadiannya, bakatnya, kemampuannya dan cita-citanya. 4. Pembina hanya bertugas menjaga, membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi, menjadi tempat konsultasi dan bertanya bagi peserta didik. 5. Sistem among secara terpadu dapat dilihat pada gambar : Bimb. Langsung Bimb. Tak Langsung Gambar 5. Sistem Among dalam Gerakan Pramuka BAB 24 SATUAN KARYA (SAKA) 1. Saka merupakan wadah pendidikan guna menyalurkan : a. Bakat b. Minat c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan d. Mengembangkan keterampilan e. Mencari pengalaman 2. Tujuan diadakannya Saka Pemantapan mental, moral, fisik, intelek, khususnya dalam bidang teknologi sehingga pada saat mereka meninggalkan gerakan Pramuka akan benar-benar siap menjadi kader bangsa sekaligus kader pembangunan. 3. Sasaran Saka adalah : a. Ketahanan mental, moral dan kemampuan menghadapi tantangan hidup b. Keterampilan ber-iptek praktis di abad 21, mandiri, berani, dan bertanggung jawab c. Keterampilan wirausaha 4. Saka dapat didirikan kalau ada > 10 orang Pandega yang mempunyai keinginan yang sama pada satu Saka. Semua tergantung pada diri kita. 5. Satuan karya tertinggi terletak di cabang, dan paling efektif adalah pada ranting. 6. Anggota Saka pada Gudep tidak boleh melepaskan diri dari keanggotaan di Gudep. 7. Kalau akan berpindah Saka, harus ada izin dari Dewan Saka sebelumnya. 8. Pengorganisasian Saka a. Berdasarkan AD dan ART b. Di bawah wewenang, pengendalian dan bimbingan Kwarran atau Kwarcab 9. Dewan Saka terdiri atas : a. Para pemimpin krida (bidang dalam Saka) b. Pamong Saka c. Wakil pamong Saka d. Instruktur (pembimbing) 10. Pamong Saka adalah pembina Pramuka mahir penegak/ pandega yang berusia antara 30 – 50 tahun dan mempunyai minat atau kegemaran. 11. Beberapa Saka di Indonesia : a. Saka Bhayangkara (di bawah naungan Polri) b. Saka Taruna Bumi (Bidang Pertanian) c. Saka Dirgantara (Bidang Penerbangan) d. Saka Kencana (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) e. Saka Wana Bakti (Kehutanan) f. Bahari (Kelautan) g. Bakti Husada (Kesehatan) BAB 25 PAKAIAN SERAGAM 1. Pakaian yang dikenakan oleh semua anggota gerakan Pramuka mempunyai bentuk, warna dan tata cara pemakaiannya sama. 2. Fungsi penggunaan seragam adalah : a. Kesatuan dan jiwa kepramukaan b. Pendidikan kepemimpinan, kesederhanaan, keindahan, kesopanan. c. Rasa harga diri, jiwa kebangsaan, persatuan dan kesatuan d. Penanaman disiplin 3. Warna coklat melambangkan sejarah perjuangan. 4. Pada siaga dan penggalang Pakaian putra : dimasukkan ke dalam celana, 2 saku di atas, baret miring ke kanan. Pakaian putri : saku berada di bawah, tidak menggunakan kancing saku, topi bundar. 5. Untuk baju menggunakan kain Prof no. 27 sedangkan celana atau rok menggunakan kain Prof No. 29 BAB 26 TANDA PENGENAL DALAM GERAKAN PRAMUKA 1. Tanda Umum berdasarkan Skep No. 059/ 1982 a. Tutup kepala b. Seragam leher/ pita c. Tanda pelantikan d. Tanda kepanduan Putra/ putri e. Tanda harian 2. Tanda Satuan berdasarkan Skep No. 137/ 1987 a. Tanda barung, regu, sangga, reka, dan krida b. Tanda gudep, lencana daerah, dan lambang kwartir c. Tanda Saka d. Tanda Gudep Luar Biasa 3. Tanda Jabatan berdasarkan Skep No. 202/ 1988 a. Tanda Pemimpin/ wakil pimpinan barung, regu, sangga, reka dan krida b. Tanda Pembina dan Pembantu Pembina c. Tanda Andalan dan Mabi d. Tanda Korp Pelatih e. Tanda Dewan Kerja (T/D) f. Tanda Pamong Saka 4. Tanda Kecakapan berdasarkan Skep No. 056/ 1982 a. Tanda Kecakapan Umum (82/ 1988) b. Tanda Kecakapan Khusus (132/ 1979) c. Tanda Pramuka Garuda (045/ 1980 yang ditambah pada Skep No. 101/ 1989) d. Tanda Pembina Mahir 5. Tanda Kehormatan berdasarkan Skep No. 090/ 1983 a. Untuk Peserta Didik - Tanda penghargaan - Bintang Tahunan - Bintang Wiratama - Bintang Teladan b. Untuk Orang Dewasa - Lencana tahunan - Pancawarsa - Wiratama - Darma Bhakti - Melati - Tunas Kelapa c. Tanda kehormatan dari Badan Organisasi Sosial dan Kemanusiaan d. Tanda kehormatan dari pemerintah dan negara lain BAB 27 LAMBANG GERAKAN WOSM DAN WAGGS 1. Tunas Kelapa Oleh : Soemardjo Atmodipoero Digunakan sejak 14 Agustus 1961 SK Kwarcab No. 6/KN/72/1972 2. Alasan : a. Cikal adalah tanaman pertama di bumi Indonesia, kiasan bahwa Pramuka adalah generasi yang pertama mendiami bumi Indonesia. b. Cikal dapat tumbuh di mana saja, kiasan bahwa setiap Pramuka dapat beradaptasi di semua daerah. c. Cikal dapat tumbuh dalam waktu yang lama, kiasan bahwa Pramuka itu sehat, kuat dan ulet. d. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas, simbol bahwa Pramuka bercita-cita tinggi dan lurus. e. Nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah, kiasan bahwa setiap Pramuka berpegang pada tekat dan keyakinan yang baik, benar dan kuat. f. Nyiur adalah pohon serbaguna, kiasan bahwa Pramuka akan menjadi manusia yang berguna dan membaktikan diri untuk kepentingan tanah air. 3. WOSM adalah kependekan dari The World Organization of the Scout Movement (Persatuan Gerakan Pramuka se-Dunia) a. Kompas sebagai simbol kebenaran b. Tiga ujung sebagai tiga janji c. 2 bintang sebagai kebenaran d. Tali yang disimpul mati sebagai simbol persahabatan e. Putih suci melambangkan kemuliaan f. Ungu melambangkan kepemimpinan 4. WAGGS adalah kependekan dari World Association of Girl Guide and Girl Scout (Persatuan Pramuka Puteri se-Dunia) a. Warna emas sebagai simbol matahari bersinar b. 3 daun sebagai 3 janji c. Tongkat sebagai cinta kemanusiaan d. Jarum kompas sebagai taat janji e. Motto : Sedia (Be prepare!) 5. Badge Sulawesi Selatan Oleh : Abdurrahman Firdaus a. Gunung 3 buah melambangkan trisatya b. Hasanuddin simbol kita calon penerus bangsa, seperti Sultan Hasanuddin sebagai Ayam Jantan dari Timur c. Tamalatea artinya tak kunjung layu d. Laut melambangkan bahwa Sulawesi selatan dikelilingi oleh laut BAB 28 KEWIRAAN 1. Wira berarti gagah, satria, pahlawan perkasa, berani atau patriot. 2. Materi kewiraan dipersiapkan untuk menggali potensi dan kemampuan bela negara melalui : a. Meningkatkan perasaan cinta tanah air b. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara c. Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara d. Kesadaran rela berkorban e. Kemampuan bela negara 3. Kewiraan diartikan sebagai kesadaran mencintai dan memuliakan serta keberanian untuk membela bangsa dan tanah air. 4. Pendidikan kewiraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik untuk mengembangkan kecintaan, kesetiaan dan keberanian bela tanah air dan sekaligus sebagai sebuah sistem nasional. 5. Maksud dan tujuan pendidikan kewiraan adalah untuk memperluas cakrawala pikir peserta didik sebagai pejuang bangsa dalam usaha menciptakan kesejahteraan dan keamanan nasional. 6. Tujuan belajar kewiraan adalah untuk meningkatkan kesadaran diri dalam bela negara, berfikir komprehensif, dan integral di kalangan pelajar. 7. Dasar hukumnya adalah : UUD 1945, Pancasila, GBHN, Kep. Mendikbud 061/4/1985, Kepmenhankam nomor 02/II/1985, UU No. 20/ 1982 tentang Pokok-pokok pertahanan Nasional, UU No. 2/ 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berisi tentang Ruang lingkup dan Integrasi pendidikan. BAB 29 KEWIRAUSAHAAN 1. Usaha adalah kemauan untuk mendapatkan sesuatu, kemauan untuk bekerja. 2. Wirausaha adalah perilaku dengan penuh keberanian, mengambil risiko, keutamaan, kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha berpijak pada kemauan. 3. Kewirausahaan diartikan sebagai semangat sikap perilaku dan kemauan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya menciptakan cara kerja dengan meningkatkan efisiensi kerja lebih baik untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. 4. Asas pokok kewirausahaan yakni : a. Mandiri b. Mampu memecahkan masalah c. Keberanian mengambil keputusan secara cepat dalam kondisi kritis d. Keberanian mengambil risiko e. Inovatif dan kreatif f. Produktif g. berkarya 5. Pendidikan kewirausahaan diberikan dengan tujuan dasar untuk membentuk manusia yang : a. Rasa percaya diri b. Kemandirian c. Kreatif dan mampu menemukan peluang d. Inovatif e. Mampu berkomunikasi dengan baik f. Hidup terencana g. Jujur h. Hemat i. Tangguh j. Disiplin k. Mampu melakukan managerial l. Berfikir dan bertindak strategis m. Berani mengambil risiko n. Kreatif 6. Sarana media kewirausahaan pada kepramukaan yakni : a. Pembina yang berkualitas b. Tersedianya program pendidikan peserta didik yang baik c. Daya guna SKU, SKK dan SPG dan Usaha pemilikan TKU, TKK dan TPG d. Satuan karya e. Meningkatkan iman dan taqwa 7. Pendidikan kewirausahaan dalam kepramukaan dilakukan : a. Program pendidikan peserta didik yang disusun secara bersama b. Pembina yang mengintegrasikan materi yang dapat memupuk rasa percaya diri, mandiri kreatif. c. Pemimpin satuan belajar menjadi pemimpin d. Learning by doing, learning by earn, earn to life 8. Untuk menjadi Pramuka yang berkualitas harus dilakukan : a. Pemberdayaan gugus depan b. Manajemen diefektifkan c. Manunggal pada masyarakat d. Pembina berkompetensi e. Didikan tinggi, efektif dan efisien 9. Sasaran akhir dari kewirausahaan adalah pembinaan watak yang : a. Berperilaku luhur b. Berjiwa Pancasila c. Mempunyai semangat iptek dan imtaq d. Semangat mandiri e. Jiwa kewira dan usahaan. BAB 30 BERKEMAH SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN 1. Kegiatan yang dilakukan di luar (alam terbuka) merupakan cara efektif pembentukan watak peserta didik. Dengan berkemah, peserta didik bisa belajar untuk menghargai kesederhanaan, menghindari pola hidup konsumtif dan mempelajari keharmonisan. 2. Berkemah adalah suatu rekreasi yang edukatif di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta sistem among. Di dalamnya terdapat interaksi antara 3. Perkemahan akan efektif jika : a. 3M (mudah, manfaat, murah) b. Dilaksanakan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan 4. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pada perkemahan, perhatikan : a. Keamanan dan keselamatan b. Disiplin dan lingkungan c. Tata cara 5. Berkemah akan menjadi hal yang sangat penting, sebagai puncak materi yang telah dipelajari dan diikuti. Berkemah juga menjadi satuan Pramuka yang baik dan efektif, bukan latihan yang hanya mengejar TKK. 6. Tujuan berkemah antara lain : a. Membina dan mengembangkan kemampuan fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial peserta didik sebagai individu. b. Membentuk manusia : 1) bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa 2) Membina mental dan percaya diri 3) Memiliki kesehatan dan daya tahan tubuh 4) Memiliki daya kreasi 5) Memiliki keterampilan dan ketangkasan c. Belajar bekerjasama, bergotong royong, dan hidup mandiri d. Mengembangkan rasa cinta tanah air e. Mencari pengetahuan dan pengalaman baru f. Menjadi salah satu wadah untuk melakukan pengabdian pada masyarakat 7. Berkemah dilakukan hanya pada Penggalang, Penegak dan Pandega. Pada siaga boleh dilakukan jika hanya berupa persami yang tendanya didirikan oleh pembina, peserta tidak memasak dan acara disusun oleh pembina dengan baik. 8. Pemilihan tempat berkemah : a. Cari tanah yang rata atau sedikit miring b. Cari tanah yang berumput c. Ada pohon untuk tempat berlindung d. Ada saluran pembuangan air e. Pemandangan yang menarik f. Arena petualangan yang menantang g. Keamanan lokasi terjamin, baik dari binatang buas maupun dari gangguan lain h. Tidak terlalu dekat dengan jalan raya atau perkampungan i. Tidak terlalu jauh dari pasar, pos kesehatan dan pos keamanan 9. Pelaksanaan perkemahan a. Persiapan, lakukan kesepakatan dan penyusunan acara oleh Dewan Satuan. Tentukan : 1) Waktu dan tempat, juga tujuan dan biaya 2) Peralatan dan pembekalan 3) Peninjauan tempat berkemah 4) Izin dari orang tua dan penguasa daerah setempat 5) Panitia pelaksana 6) Susunan acara b. Pelaksanaan 1) Kegiatan dilakukan sesuai dengan rencana dan tujuan 2) Kegiatan dilakukan sesuai dengan kemampuan peserta didik 3) Tersedia acara pengganti. Setiap kegiatan harus memperhatikan keselamatan dan keamanan, lokasi setelah perkemahan selesai harus bersih, perlengkapan regu dan pribadi perlu diperhatikan. 4) Perkemahan pada Penegak dan Pandega dapat dilaksanakan (dipanitiai) oleh Sangga atau Reka. c. Evaluasi 1) Prestasi peserta didik mengalami perubahan ke arah positif 2) Kesehatan peserta mengalami peningkatan 3) Kekurangan dan kelemahan perkemahan diketahui BAB 31 KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN 1. Keterampilan kepramukaan adalah keterampilan yang didapat dalam kegiatan yang mungkin saja dapat menjadi pelajaran bagi peserta didik dalam menghadapi tantangan hidup. Keterampilan yang diberikan disesuaikan dengan usia, lama kegiatan diikuti dan kualitas pembina. 2. Jenis-jenis keterampilan kepramukaan : a. Spiritual 1) Pengenalan kaidah-kaidah agama 2) Pengamalan Prinsip Dasar Kepramukaan 3) Pengamalan Kode Kehormatan Pancasila 4) Pengamalan Pancasila b. Emosional 1) Cermat menghadapi masalah 2) Bijak dalam mengambil keputusan 3) Tidak tergesa-gesa dalam menentukan sikap 4) Menghormati lawan bicara, sopan santun, dan menghormati orang yang lebih tua c. Manajerial 1) Kepemimpinan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan 2) Administrasi kegiatan 3) Hubungan antar instansi 4) Penyusunan laporan hasil kegiatan d. Fisik 1) Tali-temali : simpul ujung tali, simpul mati, simpul anyam dan berganda, simpul erat, simpul pangkal, simpul tarik, simpul kursi, dan simpul tiang. 2) Ikatan : ikatan canggah, palang, sambungan dan kaki tiga. 3) Kompas, peta (peta pita/ peta perjalanan dan peta lapangan) dan penggunaannya. 4) Bahasa isyarat, sandi, morse dan smaphore. 5) Menaksir tinggi pohon dan lebar sungai. e. Mengenal berbagai gejala alam, misalnya : kabut, matahari dan bintang f. Keterampilan sosial 1) P3K a) Kesehatan lapangan b) Dapur umum c) Evakuasi d) SAR (Search and Rescue) 2) Kesehatan masyarakat 3) Pengamanan masyarakat a) Pengamanan TKP (Tempat Kejadian Perkara) b) Kebakaran c) Konservasi tanah dan air BAB 32 PENJELAJAHAN LINTAS ALAM 1. Penjelajahan lintas alam dikonsentrasikan pada Survival Training yang penuh dengan tantangan. Diramu dengan variasi : a. Membaca peta b. Menggunakan kompas c. Membuat peta pita perjalanan d. Memecahkan sandi dan bahasa isyarat e. Membaca tanda jejak f. Menaksir tinggi pohon dan lebar sungai g. Sketsa panorama h. Praktik membalut dan mengangkat pasien (P3K) i. Halang rintang (alami dan buatan) 2. Proses yang ingin dicapai dalam penjelajahan lintas alam adalah pengembangan : a. Kepemimpinan b. Demokrasi c. Kekompakan team d. Kematangan berpikir e. Kemandirian f. Percaya diri g. Keterampilan dan ketangkasan h. Administrasi dan pembagian tugas i. Pengetahuan dan pengalaman 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penjelajahan lintas alam a. Keselamatan peserta didik b. Tingkat kesulitan yang akan dialami peserta didik di dalam perjalanan c. Petugas yang memadai baik dalam jumlah maupun dalam kualitas d. Penyusunan laporan hasil perjalanan e. Evaluasi KUMPULAN LAGU PRAMUKA 1. Satya Darma Pramuka Kami … Pramuka Indonesia Manusia Pancasila Satyaku … kudarmakan Darmaku … kubaktikan Agar jaya Indonesia Indonesia tanah airku Kami jadi pandumu … 2. Ikan Selayang Ikan selayang, ikan selayang dipotong-potong hu … ha … Ikan dipotong ikan dipotong diparang-parang hu … ha … Hai nona … beta dengar kau mau kawin (Ya kawin aja, emang guwe pikirin … itu urusan kodok) Ha … ha … ha … Kalaulah begitu … Kembalikan … hai kembalikan baret coklatku 3. Bernyanyi dan Berdendang Bernyanyi gembira berlenggang dan berdendang (2x) Lenggang … lenggang … berlenggang di tempat (2x) Muka … belakang, samping lalu silang (2x) Ke muka belakang ke samping lalu silang (2x) 4. Botol Botol namanya budu Sendok namanya sudu Anak kodok namanya brudu Pantat ayam namanya brutu Goyang … goyang … goyang … Goyang … digoyang … goyang Goyang … digoyang … goyang Goyang … goyang … digoyang … goyang (2x) 5. Gembira Berkumpul Ayo kawan … ayo kawan berkumpul Berkumpul bersenang-senang semuanya Jangan segan … jangan segan bersama Bersama menyanyi bergembira Tepuk tangan … tepuk tangan … tepuk tangan … bergembira Skali lagi … skali lagi … Tepuk tangan kita semua bergembira 6. Jari Ini namanya jari jempol … (2x) Apa pesannya jari jempol sayang Anak Pramuka nggak boleh ngompol Telunjuk – Ngantuk Tengah – Lengah Manis – Nangis Klingking – Maling 7. Api Unggun Api api api api api unggun Dengan berdiri bersuka hati Disinari api unggun Hora … hore yo Pramuka Beramai-ramai bersuka hati Disinari api unggun Api kita sudah menyala Api … api .. api api api 8. Mars Penggalang Tak ada gunung terlalu tinggi, buat kami daki di tengah panas Tak ada jurang terlalu dalam, buat kami turuni di malam kelam Hutan rimba – hutan rimba padang lalang – padang lalang Kususuri jalanan jauh Panas terik hujan berangin Maju terus, jalan terus Pantang patah – pantang patah hati kami – hati kami Karena telitinya Pasukan penggalang jalanlah, terhapus semua luka 9. Marina Merana Marina menari di atas menara Di atas menara Marina menari Marina merana di atas menara Di atas merana Marina merana 10. Berkemah Di tengah-tengah hutan, di bawah langit biru Tenda terpancang ditiup sang bayu Api menjilat-jilat, terangi rimba Membawa Pramuka dalam impian Penegak … pandega … Petualang datang tak kenal gengsi Datang ke perkemahan … Karena patah hati, guna mencari cinta yang sejati 11. Aku Anak Muda Aku ini anak muda Hati suci riang gembira Mari kawan masuk Pramuka Pramuka slaalu gembira Wan jae lae laccing takaraccing takaraccing Takara loa leo (2x) 12. Sengko Sengko Dainang Sengko sengko dainang (2x) Sengko la sengko (2x) Tra … lalala … Tri … lilili … Sirege sirege tumba (2x) La sengko sengko (2x) 13. Pramuka Tak Kenal Rintangan Pramuka tak kenal rintangan Meski jalan penuh halangan Kan hilang dengan hati yang riang Pramuka tak kenal rintangan 14. Pramuka Mengembara Satu Pramuka pergi mengembara Satu Pramuka bawa tongkat bawa tali bawa sangkur Pergi mengembara 15. Rajin Terampil dan Gembira Rajin terampil dan gembira Senantiasa praja muda karana Sopan dan tak kenal rasa congkak Bersahaja setia suka menolong Yayayaya … itulah Pramuka Pramuka sejati … sejati kata dan prilakunya (2x) 16. Pembinaku Bangun pagi-pagi menuju tempat Di sanalah kami dibimbing dan dibina Oleh pembina perkasa *) Mau makan jalan jongkok Sudah makan ditindaki Dihukum maki bentak-bentak hai … Wahai pembinaku sungguh kejam dirimu Wahai pembinaku betapa tajam matamu Tak tahan rasanya ingin segera pulang Namun perkemahan belum selesai (Kembali ke *) 17. LDGD LDGD Sesamur Kati bimbing siteru seusu LDGD Sesamur Sungguh enak mengikuti perkemahan Makan kurang tidur dikurangi perut keroncongan … 18. Anak kambing Mana dimana anak kambing saya Anak kambing sudah ada di sini Mana kambingnya … ini (2x) Mana kambingnya … sudah ada di sini 19. Kalau kau suka hati Kalau kau suka hati tepuk tangan … (2x) Kalau kau suka hati mari kita lakukan Kalau kau suka hati tepuk tangan … (Petik jari, hentak kaki, bilang hore) If you happy and you know it claps your hands … (2x) If you happy and you know it, and you really want to show it If you happy and you know it, claps your hands. (stick finger, say hore) 20. Sayonara … Sayonara … sayonara sampai berjumpa pula … (2x) Buat apa susah, buat apa susah … Susah itu tak ada gunanya 21. Es Lilin Tunas kelapa kawaaaaaan … itu lambangnya Tri Satya kawaaaan … itu janjinya Dasa Darma kawaaaan … itu baktinya Janganlah ragu kawan masuk pramuka 22. Cing cing Gemerincing Cing cing gemerincing Suara rebbana berbunyi nyaring (2x) Kaki melangkah beriring-beriring Langkah yang serempak dengan lenggok yang seirama Hati siapapun akan senang mendengarnya 23. Jambore Jambore … re … re … Jambore (2x) Ayo kita ke Jambore Di sana berkumpul Pramuka Indonesia Jambore rame-rame jambore Pri … priodot bodo bidi Sssst … Pesta! 24. Dunia Kita SYARAT-SYARAT TINGKAT PADA SKU PENEGAK BANTARA 1. Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan Penegak 2. Telah mempelajari dan menyetujui Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 3. Mengerti dan bersungguh-sungguh mengamalkan Dasa Darma dan Tri Satya dalam kehidupannya sehari-hari 4. Dapat memberi salam Pramuka, dan tahu maksud dan penggunaannya 5. Mengetahui Struktur Organisasi Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja Penegak dan Pandega 6. Mengetahui tanda-tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka 7. Mengetahui arti Lambang dan Gerakan Pramuka 8. Mengetahui arti Pancasila 9. Mengetahui sejarah dan arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia serta dapat mengibarkan dan menurunkannya dalam upacara 10. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di muka orang banyak, dan tahu sikap yang harus dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara 11. Mengetahui Lambang Negara Republik Indonesia 12. Bisa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti pertemuan-pertemuan penegak 13. Mengetahui arti dan sejarah Sumpah Pemuda 14. Mengetahui perjuangan Bangsa Indonesia dan Rencana Pembangunan Pemerintah 15. Mengetahui susunan Pemerintah Republik Indonesia dari pusat sampai ke desa 16. Dapat baris berbaris 17. Selalu berpakaian rapi, memelihara kesehatan badan, dan memelihara kebersihan lingkungannya 18. Tahu pentingnya bahan-bahan makanan yang bernilai gizi, dan dapat memasak makanan di perkemahan setidaknya untuk lima orang. 19. Tahu tentang penyakit-penyakit rakyat yang terpenting dan cara-cara mencegahnya 20. Melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu cabang olah raga renang 21. Tahu ada sopan santun pergaulan Indonesia 22. Memiliki buku Tabanas 23. Setia membayar iuran kepada gugus depannya, sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri 24. Menguasai suatu keterampilan di bidang pertanian, bidang industri atau bidan lain, yang dipilihnya sendiri, tetapi yang dapat diharap kelak akan berguna bagi kehidupannya 25. Dapat membaca jam dan menggunakan kompas 26. Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari berturut-turut 27. Pernah ikut serta dalam kerja bakti gotong royong yang ditugaskan oleh pembinanya 28. Untuk penegak yang beragama Islam a. Dapat mengucapkan kalimat syahadat dan tahu artinya b. Mengerti rukun Iman dan rukun Islam c. Melakukan shalat berjamaah d. Tahu riwayat Nabi Muhammad Saw. SYARAT-SYARAT TINGKAT PADA SKU PENEGAK LAKSANA 1. Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan sebagai Penegak Bantara 2. Dapat memberi penjelasan tentang Dasa Darma dan Tri Satya 3. Tahu sejarah pendidikan kepramukaan di Indonesia dan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara dewasa ini 4. Tahu tentang gerakan kepramukaan sedunia, dan tentang cita-cita persaudaraan Pramuka sedunia 5. Mengetahui tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tentang beberapa badan yang terdapat dalam organisasi itu 6. Bersungguh-sungguh mengamalkan Pancasila 7. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu-lagu di muka orang banyak sedikitnya lagu-lagu yang disyaratkan untuk SKU Penggalang Rakit 8. Tahu tentang upacara-upacara adat di daerahnya, misalnya upacara perkawinan, khitanan, penerimaan tamu terhormat dan lain-lain 9. Tahu cara merawat dan mengebumikan jenazah 10. Dapat memimpin barisan Pramuka 11. Dapat memberi pertolongan pertama pada kecelakaan 12. Jika di sekitar tempat tinggalnya ada pesawat telepon, dapat menggunakan secara baik 13. Melakukan salah satu cabang olah raga atletik atau salah satu cabang olah raga renang, dan melakukan salah satu cabang olah raga lain lagi serta tahu peraturan permainannya 14. a. Untuk Penegak Putra : Berjalan kaki selama dua hari berturut-turut dengan melaksanakan tugas yang diberi pembinanya b. Untuk Penegak Putri : Mengurus suatu rumah tangga selama dua hari berturut-turut 15. Dapat menampilkan satu macam kegiatan seni budaya di hadapan Pramuka-pramuka atau di hadapan penonton-penonton lain 16. Menjalankan suatu proyek produktif di bidang pertanian, bidang industri atau di bidang lain, secara perseorangan atau bersama-sama orang lain dan dapat memperlihatkan hasil karyanya 17. Mengadakan peninjauan di wilayah kelurahan tempat tinggalnya untuk mempelajari masalah-masalah pembangunan, membuat laporan peninjauannya, lengkap disertai kesimpulan diikuti dengan saran-saran 18. Sekurang-kurangnya dua kali pernah ikut serta kerja bakti gotong-royong yang ditugaskan oleh pembinanya di sekolahnya, di kampungnya, di tempat ibadah atau di tempat lain, dan pernah membantu lembaga seperti PMI, LSD, BIMAS, PKK, KARANG TARUNA dan lain sebagainya 19. Dapat merencanakan, mempersiapkan serta memimpin rapat dan dapat membuat risalah rapat 20. a. Memiliki buku tabanas dan sudah menabung uang secara teratur. Dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya delapan minggu sejak menjadi penegak Bantara dan sebagian daripada uang itu diperolehnya dari usahanya sendiri b. Dapat mengurus administrasi buku-buku tabungan Pramuka di Gugus Depannya 21. Setia membayar uang iuran kepada Gugus depannya, dengan uang yang seluruhnya atau sebagian diperolehnya dari usahanya sendiri 22. Pernah membantu dalam menjalankan administrasi keuangan Gugus Depannya atau administrasi keuangan lain 23. Membantu Pembina Siaga atau Pembina Penggalang dalam membina para Pramuka di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang 24. Memiliki paling sedikit satu buah TKK 25. a. Untuk Penegak yang beragama Islam 1) Tahu syarat-syarat, rukun-rukun dan yang membatalkan sholat serta melakukan sholat dalam kehidupan sehari-hari 2) Mengetahui riwayat Nabi Muhammad Saw.
MATERI INI TIDAK MENGIKAT HANYA SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN UNTUK MENUTUPI KEKURANGAN MATERI...!!!!
Penegak Bantara adalah tingkatan Syarat-syarat Kecakapan Umum pertama dalam satuan Pramuka Penegak sebelum Penegak Laksana. Golongan Pramuka Penegak yang belum menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak Bantara belum dianggap sebagai Pramuka Penegak dan disebut sebagai “Tamu Ambalan”, atau “Tamu Penegak”
Untuk mencapai tingkat Penegak Bantara, calon Penegak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:(TIDAK SEMUA SKU DIJELASKAN DISINI)
4. Dapat memberi salam Pramuka dan tahu maksud dan penggunannya.
Salam Pramuka adalah perwujudan dari penghargaan seseorang Pramuka kepada Pramuka lainnya. Biasanya salam pramuka diberikan dengan memberikan hormat sambil meneriakkan “Salam pramuka!” yang diberi salam akan menjawab dengan meneriakkan “Salam!” sambil menghormat juga.
Fungsi salam pramuka
Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna dan penuh keikhlasan.
Macam salam pramuka
Salam pramuka digolongkan menjadi 3 macam:
Salam biasa
Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka. Siapa yang melihat dulu dialah yang harus memberi salam terlebih dahulu tanpa aba-aba, tidak pandang pangkat, tua maupun muda. Salam tersebut dapat diberikan sambil berjalan, sedang duduk, naik sepeda ataupun kendaraan. Jadi tidak harus berdiri.
Salam hormat
Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang kedudukannya lebih tinggi.
Untuk salam hormat diberikan kepada :
Bendera kebangsaan ketika dikibarkan atau diturunkan dalam suatu upacara.
Jenazah yang sedang lewat atau akan dimakamkan.
Kepala Negara atau wakilnya, Panglima tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat lainnya.
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Salam janji
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang dilantik. Pemberian salam pramuka dilakukan ketika dilakukan pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya. Salam janji juga diberikan pada saat pengucapan janji Trisatya dalam acara Ulang Janji.
5. Tahu tanda-tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka.
Tanda Pengenal
Macam-macam Tanda Pengenal
Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun putri.
Macamnya: – Tanda tutup kepala, – setangan / pita leher, – tanda pelantikan, – tanda harian, – tanda WOSM.
Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya: – Tanda barung / regu / sangga, – gugus depan, – kwartir, – Mabi, – krida, – saka, – Lencana daerah, – satuan dan lain-lain.
Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.
Macamnya: – Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, – sulung, pratama, pradana, – pemimpin / wakil krida / saka, – Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: – Tanda kecakapan umum / khusus, – pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: – Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. – Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
Sistem Among
Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
Sistem Tanda Kecakapan
Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.
Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh anggota yang memakai tanda-tanda itu.
Tanda Kecakapan Umum.
Tanda Kecakapan Khusus.
6. Tahu struktur organisasi dan Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
STRUKTUR ORGANISASI DEWAN KERJA
Ditingkat Nasional disebut Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Nasional, disingkat Dewan Kerja Nasional (DKN)
Ditingkat Daerah disebut Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Daerah, disingkat Dewan Kerja Daerah (DKD)
Ditingkat Cabang disebut Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Cabang, disingkat Dewan Kerja Cabang (DKC)
Ditingkat Ranting disebut Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Ranting, disingkat Dewan Kerja Ranting (DKR)
7. Tahu arti lambang Gerakan Pramuka.
Lambang Gerakan Pramuka
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi Departemen Pertanian yang juga tokoh pramuka.
Lambang ini dipergunakan pertama kali sejak tanggal 14 Agustus 1961, ketika Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugrahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Bentuk
Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete Tunas Kelapa. (lihat gambar di samping) Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Arti kiasan
Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut:
Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa).
Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet.
Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun
Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi.
Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat.
Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Penggunaan
Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka
Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.
Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila
8. Tahu arti Pancasila.
Kata Pancasila terdiri dari dua kata dari bahasa Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sejarah Perumusan
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK, tanpa kata Indonesia karena dibentuk Tentara Jepang ke-XVI, bukan Gabungan Tentara Jepang ke-7 yang menguasai Nanpo Gun) yaitu :
* Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, diragukan kesahihannya, (29 Mei 1945)
* Panca Sila oleh Soekarno (1 Juni 1945)
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah :
* Rumusan Pertama : Piagam Jakarta – tanggal 22 Juni 1945
* Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar – tanggal 18 Agustus 1945
* Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal 27 Desember 1949
* Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal 15 Agustus 1950
* Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Hari Kesaktian Pancasila
Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI). Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan. siapakah yang mengusut tuntas permasalahan ini?
9. Tahu sejarah dan arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan Indonesia, serta dapat mengibarkan dan menurunkannya dalam upacara.
Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih.
Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.[1]
Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.[2]
Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.[3]
Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.
Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional.
Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.
Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya) berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.
Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya ‘menyaksikan’ dari dalam kotak penyimpanannya.
Untuk keterangan teknis tentang bendera Merah Putih, silakan lihat Bendera Indonesia.
Arti Warna
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.
11. Tahu arti lambang Negara Republik Indonesia.
Garuda Pancasila
Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno. Garuda merupakan burung dalam mitologi Hindu, sedangkan Pancasila merupakan dasar filosofi negara Indonesia.
Lambang negara Garuda diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958
Makna Lambang Garuda Pancasila
Garuda Pancasila
Burung Garuda melambangkan kekuatan
Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan
Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1]
Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila ke-2]
Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3]
Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan [sila ke-4]
Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [sila ke-5]
Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci
Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45
Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda beda, tetapi tetap satu jua“
13. Tahu arti dan sejarah Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda
Peserta Kongres Pemuda II
Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai “Hari Sumpah Pemuda”.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Isi
* PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
* KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
* KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Kongres Pemuda II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.
Peserta
Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie serta Kwee Thiam Hong sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah pemuda keturunan arab.
Gedung
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong [2].
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
15. Tahu susunan Pemerintah Republik Indonesia dari Pusat sampai ke Desa.
.
25. Dapat membaca jam dan menggunakan kompas.
Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk menentukan utara sejati.
Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut.
Kompas, si penunjuk arah.
Berikut ini adalah arah mata angin yang dapat ditentukan kompas.
* Utara (disingkat U atau N)
* Barat (disingkat B atau W)
* Timur (disingkat T atau E)
* Selatan (disingkat S)
* Barat laut (antara barat dan utara, disingkat NW)
* Timur laut (antara timur dan utara, disingkat NE)
* Barat daya (antara barat dan selatan, disingkat SW)
* Tenggara (antara timur dan selatan, disingkat SE)
ASAL MULA NAMA INDONESIA DAN SEJARAHNYA
Untuk artikel tentang nama orang-orang Indonesia, lihat Nama Indonesia
Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama.
Kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan").
Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).
Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.
Nama Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur")), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):
"... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. [1]
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
"Mr Earl menyarankan istilah etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia", yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia"
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. [1]
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang Indonesia").
Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Sebagai akibatnya, pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. [1]
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya,
"Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia-Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesiër) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya."
Di Indonesia Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia-Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama Indonesië diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Permohonan ini ditolak.
Dengan pendudukan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia-Belanda". Pada tanggal 17 Agustus 1945, menyusul deklarasi Proklamasi Kemerdekaan, lahirlah Republik Indonesia.
ARTI BHINEKA TUNGGAL IKA
Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.
Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.
Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:
Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Terjemahan:
• Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
• Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
• Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
• Terpecah belahlah itu, tetapi satu jualah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat PBB (bahasa Inggris: United Nations atau disingkat UN) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.
Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun Sidang Umum yang pertama - dihadiri wakil dari 51 negara - baru berlangsung pada 10 Januari 1946 (di Church House, London). Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB.
Sejak didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 sedikitnya 192 negara menjadi anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam wadah PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain Vatikan dan Takhta Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Cina pada 1971.
Hingga tahun 2007 sudah ada 192 negara anggota PBB. Sekretaris Jenderal PBB saat ini adalah Ban Ki-moon asal Korea Selatan yang menjabat sejak 1 Januari 2007.
Warna dan Arti Kiasan Tanda Kecakapan Umum ( TKU )
a. Kelopak bunga kelapa yang mulai merekah, menggambarkan pertumbuhan tanaman, mengibaratkan Pramuka Siaga yang sedang tumbuh menjadi tunas calon bangsa.
b. kelopak bunga diletakkan miring, menggambarkan bunga kelapa yang selalu memperlihatkan sudut miring terhadap batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan Pramuka Siaga dengan keluarga dan orang tuanya.
c. Mayang terurai bertangkai tiga buah, menggambarkan bunga yang sudah mulai berkembang, indah dan menarik, mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik, sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi dirinya dengan jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya.
d. Mayang terurai yang mekar ke samping, mengibaratkan makin terbukanya pandangan Pramuka Penggalang, dan menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya.
e. Bintang bersudut lima mengibaratkan Ketuhanan Yang Mahaesa dan Pancasila.
f. Dua buah tunas kelapa yang berpasangan mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak Pramuka Penegak dan Pandega, putera dan puteri, yang sedang membina dirinya sebagai mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk Tuhan, menuju cita-cita bangsa yang tinggi, setinggi bintang di langit, untuk kemudian mengabdikan dirinya ke dalam dank e luar organisasi Gerakan Pramuka.
g. Tanda Penegak Bantara, Penegak Laksana dan Pandega diletakkan di atas pundak kiri dan kanan, mengibaratkan pemberian tanggung jawab yang tidak ringan yang dipikulnya sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan negara.
Arti warna:
1) warna hijau melambangkan kesegaran hidup sesuatu yang sedang tumbuh.
2) warna merah melambangkan kemeriahan hidup sesuatu yang sedang berkembang.
3) warna kuning dan kuning emas melambangkan kecerahan hidup yang menuju ke keagungan dan keluhuran budi.
4) warna coklat melambangkan kematangan jasmani dan rohani, kedewasaan dan keteguhan.
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk burung garuda yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarn
Deskripsi dan arti filosofi
• Garuda Pancasila sendiri adalah lambang berupa burung garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno yaitu burung yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
• Perisai adalah tameng yang telah dikenal lama dalam kebudayaan dan peradaban asli Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
• Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah pepatah lama yang pernah dipakai oleh pujangga ternama Mpu Tantular. Kata bhinneka merupakan gabungan dua kata: bhinna dan ika diartikan berbeda-beda tetapi tetap satu dan kata tunggal ika diartikan bahwa di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Garuda dengan perisai memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang mewujudkan lambang tenaga pembangunan.
• Garuda memiliki sayap yang masing-masing berbulu 17, ekor berbulu 8, pangkal ekor berbulu 19, dan leher berbulu 45 yang merupakan lambang tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan waktu pengumandangan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
• Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan katulistiwa yang merupakan garis untuk melambangkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara merdeka dan berdaulat yang dilintasi garis katulistiwa.
• Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar Pancasila sebagai berikut[1]:
1. dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima[2];
2. dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai[3];
3. dasar Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai[4];
4. dasar Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng[5] di bagian kanan atas perisai[6]; dan
5. dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai.
Beberapa aturan
Patung besar Garuda Pancasila, terpasang di ruang tenang Monas, Jakarta.
Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nmr 109, TLN 5035). Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958 [7]
Lambang Negara menggunakan warna pokok yang terdiri atas:
1. warna merah di bagian kanan atas dan kiri bawah perisai;
2. warna putih di bagian kiri atas dan kanan bawah perisai;
3. warna kuning emas untuk seluruh burung Garuda;
4. warna hitam di tengah-tengah perisai yang berbentuk jantung; dan
5. warna alam untuk seluruh gambar lambang.
Lambang Negara wajib digunakan di:
1. dalam gedung, kantor, atau ruang kelas satuan pendidikan;
2. luar gedung atau kantor;
3. lembaran negara, tambahan lembaran negara, berita negara, dan tambahan berita negara;
4. paspor, ijazah, dan dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah;
5. uang logam dan uang kertas; atau
6. materai.
Dalam hal Lambang Negara ditempatkan bersama-sama dengan Bendera Negara, gambar Presiden dan/atau gambar Wakil Presiden, penggunaannya diatur dengan ketentuan:
1. Lambang Negara ditempatkan di sebelah kiri dan lebih tinggi daripada Bendera Negara; dan
2. gambar resmi Presiden dan/atau gambar Wakil Presiden ditempatkan sejajar dan dipasang lebih rendah daripada Lambang Negara.
Setiap orang dilarang:
1. mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat rusak Lambang Negara dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Lambang Negara;
2. menggunakan Lambang Negara yang rusak dan tidak sesuai dengan bentuk, warna, dan perbandingan ukuran;
3. membuat lambang untuk perseorangan, partai politik, perkumpulan, organisasi dan/atau perusahaan yang sama atau menyerupai Lambang Negara; dan
4. menggunakan Lambang Negara untuk keperluan selain yang diatur dalam Undang-Undang ini.
Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia dan nama sebuah lagu nasional Indonesia. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno. Garuda merupakan burung dalam mitologi Hindu, sedangkan Pancasila merupakan dasar filosofi negara Indonesia.
Lambang negara Garuda diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958 [1]
Makna Lambang Garuda Pancasila
• Burung Garuda melambangkan kekuatan
o Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan
• Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
o Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:
Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1)
Rantai melambangkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (sila ke-2)
Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia (sila ke-3)
Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan (sila ke-4)
Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (sila ke-5)
•
o Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci
o Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa
• Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
o Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
o Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
o Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
o Jumlah bulu di leher berjumlah 45
• Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti "walaupun berbeda beda, tetapi tetap satu".
Langganan:
Komentar (Atom)